Islam adalah agama yang sempurna, mengatur segala aspek kehidupan manusia, termasuk urusan sehari-hari seperti makan dan minum. Rasulullah ﷺ memberikan tuntunan agar umatnya menjaga adab ketika makan dan minum, bukan hanya demi kesehatan jasmani, tetapi juga untuk menumbuhkan akhlak yang mulia. Makan dan minum dalam Islam tidak semata menghilangkan rasa lapar dan dahaga, tetapi juga menjadi sarana ibadah jika dilakukan dengan niat yang benar.
Niat dan Syukur Sebelum Makan
Segala amal dalam Islam bermula dari niat. Demikian pula saat makan dan minum, seorang Muslim dianjurkan untuk meluruskan niat bahwa aktivitas tersebut dilakukan agar kuat beribadah kepada Allah. Selain itu, sunnah untuk membaca doa sebelum makan merupakan bentuk pengakuan bahwa segala rezeki datang dari Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa sederhana: “Bismillah.” Dengan menyebut nama Allah, seorang Muslim melindungi dirinya dari gangguan setan yang ingin ikut serta dalam makanannya.
Bersyukur atas nikmat makanan yang Allah berikan juga merupakan adab penting. Allah ﷻ berfirman: "Makanlah dari rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika hanya kepada-Nya kamu menyembah." (QS. An-Nahl: 114).
Makan dengan Tangan Kanan
Salah satu sunnah yang ditekankan Rasulullah ﷺ adalah makan dan minum dengan tangan kanan. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda: "Jika salah seorang dari kalian makan, maka hendaklah ia makan dengan tangan kanannya, dan jika ia minum, maka hendaklah ia minum dengan tangan kanannya, karena sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya." (HR. Muslim).
Hal ini mengajarkan bahwa seorang Muslim harus berbeda dari kebiasaan setan dan menanamkan kebersihan serta kesopanan.
Tidak Berlebihan dalam Makan
Islam melarang umatnya untuk berlebih-lebihan dalam makan dan minum. Rasulullah ﷺ bersabda: "Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika ia harus (makan lebih banyak), maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara." (HR. Tirmidzi).
Pesan ini sangat relevan di era modern, di mana banyak orang menghadapi penyakit akibat pola makan yang berlebihan. Dengan menjaga porsi, kita tidak hanya meneladani sunnah, tetapi juga menjaga kesehatan.
Duduk dan Tidak Tergesa-gesa
Adab makan berikutnya adalah makan sambil duduk dengan tenang, tidak tergesa-gesa, serta mengunyah makanan dengan baik. Rasulullah ﷺ melarang minum sambil berdiri, meskipun beliau pernah melakukannya dalam kondisi tertentu sebagai rukhsah (keringanan). Anjuran ini menunjukkan pentingnya ketenangan dan adab dalam menikmati nikmat Allah.
Mengambil Makanan yang Terdekat
Dalam riwayat, Rasulullah ﷺ menasihati Umar bin Abi Salamah: "Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah dari yang dekat denganmu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Adab ini mengajarkan rasa hormat terhadap orang lain yang makan bersama kita, agar tidak mengganggu atau melanggar hak mereka dengan mengambil makanan sembarangan.
Mengakhiri dengan Doa
Setelah selesai makan dan minum, Rasulullah ﷺ menganjurkan membaca doa sebagai ungkapan syukur. Salah satunya: "Alhamdulillahil ladzi ath’amana wa saqana wa ja‘alana minal muslimin." (Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan, memberi kami minum, dan menjadikan kami termasuk orang-orang Muslim).
Dengan doa ini, seorang Muslim diingatkan bahwa nikmat makan dan minum bukanlah semata usaha manusia, melainkan karunia dari Allah ﷻ.
Adab makan dan minum sesuai sunnah Rasulullah ﷺ bukan sekadar tata krama, tetapi juga jalan menuju keberkahan hidup. Dari mulai niat, doa, cara makan, hingga rasa syukur setelahnya, semuanya mengandung hikmah besar bagi kesehatan jasmani, ketenangan batin, dan kedekatan dengan Allah. Jika seorang Muslim mampu membiasakan diri dengan adab-adab ini, maka setiap suap makanan yang ia makan akan bernilai ibadah.
Makan dan minum yang dilakukan dengan adab Islami akan melahirkan pribadi yang penuh syukur, sederhana, serta menjadikan aktivitas sehari-hari sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Dengan demikian, kita tidak hanya mendapatkan kekuatan fisik dari makanan, tetapi juga cahaya keimanan yang tumbuh di hati.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.