Hari ini ada pelajaran berharga yang kudapatkan berdasarkan kisah dari seorang teman. Pagi tadi ketika ia hendak berangkat bekerja, ia mendengarkan radio. Ia mendengar bahwa di jalan yang ia biasa lewati, sedang terjadi kemacetan, jadi untuk pengguna jalan tersebut, disarankan untuk mengambil rute lain. Ketika keluar rumah, ia ingat akan saran dari penyiar radio tadi. Tapi, entah bagaimana, akhirnya ia memilih untuk mengabaikan saran penyiar radio tadi. Ketika awa memasuki jalan tersebut, ia tidak menemukan kemacetan berarti, legalah ia. Namun, ketika semakin melaju....deg! Sungguh ia jumpai kemacetan yang luar biasa. Hendak maju ataupun putar arah, tak bisa dilakukan. Sungguh-sungguh terjebak dalam himpitan kendaraan lainnya.
Di situ, ia langsung ingat pada saran dari penyiar radio tadi. Padahal jelas-jelas disebutkan bahwa di jalan tersebut ada kemacetan parah. Namun, karena awal masuk jalan tersebut tak terlihat kemacetan, ia ‘lepaskan’ saja petunjuk dari siaran radio tersebut. Dan dalam kondisi terjebak tersebut tak ada yang bisa disalahkan. Itu adalah keputusannya sendiri. Di situ temanku berpikir, bahwa tak ada pilihan lain selain menerima konsekuensi dari keputusan yang kita ambil. Sekitar hampir 3 jam dia terjebak di jalan tersebut. jalan yang biasa dilalui dalam 30 menit, menjadi berlipat-lipat lamanya. Ia menyesal, mengapa ia tidak memperhatikan ‘petunjuk’ yang ia dapatkan. Jika saja....namun, tak ada juga guna berpikir ‘jika saja, ...’ Pagi tadi, temenku melewatkan pertemuan yang penting karena ia terlambat. Dan ia terlambat akibat mengacuhkan ‘petunjuk’ yang sudah diberikan melalui siaran radio.
Mungkin konsekuensi yang diambil karena telat tadi adalah tidak mengikuti pertemuan penting di kantor dan terlambat masuk selama 3 jam. Bayangkan jika petunjuk yang tidak diperhatikan adalah petunjuk dari Allah, apakah kita sanggup mengambil konsekuensi karena tidak memperhatikan dan mengikuti petunjuk tersebut? sebagaimana yang disebutkan dalam Quran surat Al Anam ayat 32:
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”
Pilihan ada di tanganmu, ketika ada petunjuk, akan kau ambil atau kau lepaskan saja? Cukup kuatkah kamu untuk melepaskan saja petunjuk yang sudah diberi oleh Allah? Atau akan memilih untuk mengambil petunjuk tersebut?