LampuHijau - Ketua Dewan Kehormatan yang juga pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais meminta partainya keluar dari koalisi pendukung pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Hal ini disampaikan Amien saat menanggapi pernyataan Wapres Jusuf Kalla soal PAN yang menolak UU Ormas. ”Yang Betul Pak JK, sebaiknya PAN keluar. Karena akan jadi beban sejarah,” kata Amien di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/11).
Tak hanya soal UU Ormas, Amien juga menjelaskan, beban sejarah lainnya yang dimaksud akan dipikul sebagai dosa rezim Pemerintah Jokowi-JK adanya dukungan terhadap proyek Reklamasi Teluk Jakarta. ”Beban sejarah seperti apa? Ikut juga memikul dosa rezim ini yang menjadi pelaksana reklamasi dan tidak berpikir untuk kepentingan bangsa tapi pengembang,” katanya.
Kalau tidak keluar, kata mantan Ketua MPR ini, PAN akan dikenal sebagai partai yang lahir dari rahim reformasi tapi ujung-ujungnya pendukung negara yang meladeni kepentingan pengembang, bukan rakyat.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya mengkritik sikap PAN yang kembali berseberangan dengan sikap pemerintah, terutama soal Perpu Ormas. Padahal, PAN termasuk dalam koalisi partai-partai pendukung pemerintah. ”Tentu kurang etis, tapi itu hak demokrasi masing-masing,” kata Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (31/10) lalu. ”Menterinya yang ada di kabinet dengan fraksinya kadang-kadang memang beda pendapat,” tambah dia.
Sementara, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Fadli Zon mengaku senang bila PAN hengkang dari koalisi pendukung pemerintah dan kembali sebagai oposisi bersama Gerindra dan PKS.
Hal tersebut, kata Wakil Ketua DPR RI itu, mengingat sikap PAN yang dianggap berseberangan dengan pemerintah terkait Perppu Ormas yang baru saja disetujui paripurna menjadi undang-undang. Apalagi Wakil Presiden Jusuf Kalla terang-terangan menyebut posisi PAN kurang etis. ”Ya bagus dong. Menurut kami itu bagus. Mudah-mudahan kami bisa bersama-sama lagi berjuang. Itu good news,” ucap Fadli kepada wartawan di kompleks Parlemen, Kamais (2/11).
Bahkan bicara Pemilu 2019, Fadli menilai, koalisi Gerindra, PKS dan PAN akan lebih bagus. Bahkan dia menggoda Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan PPP untuk bergabung. ”Kalau bisa tambah yang lain, PKB, PPP,” pungkas politikus asal Sumatera Barat itu.