Terhitung telah dua kali banjir melanda ibu kota semenjak Anies Baswedan-Sandiaga Uno menjabat sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Banjir pertama merendam sebagian Jakarta pada Desember 2017, salah satunya di wilayah Kuningan, Jakarta Selatan. Sementara banjir kedua melanda sebagian besar wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan sejak Senin (5/2/2018) kemarin. Banjir kedua dinilai cukup parah karena sebagian warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Anies menilai kedua banjir itu memiliki penyebab yang berbeda. Menurut Anies, bulan November (Desember) kemarin itu karena curah hujan yang amat tinggi di Jakarta. Kalau yang terjadi di hari-hari kemarin ini karena curah hujan yang amat tinggi di hulu yang kemudian Jakarta terkena dampaknya. Karena itu titik-titik alirannya berbeda. Banjir yang melanda Jakarta sejak kemarin umumnya terjadi sekitar aliran Sungai Ciliwung.
Mantan Menteri Pendidikan ini menjelaskan, berdasarkan proyeksi BMKG, cuaca seperti ini diperkirakan akan sampai tanggal 16 Februari. Karena itu Pemprov DKI harus berada pada posisi siaga. Namun, Anies berharap bisa siaga lebih awal.
Saat banjir melanda sejak kemarin, Anies memantau sampai Selasa dini hari di Pintu Air Manggarai. Berdasarkan hasil pantauannya, pada pukul 01.00 WIB, volume air di Pintu Air Manggarai mencapai puncaknya yaitu 900 sentimeter. Pada pukul 06.00 WIB, volume air di Manggarai turun menjadi 895 sentimeter. Dan pukul 08.00 WIB, turun lagi menjadi 870 sentimeter. Ia berharap, volume air akan terus-menerus turun hingga ke volume yang sewajarnya.
Begitu juga dengan luapan air Sungai Ciliwung yang mulai menurun dan ia berharap proses surutnya lebih cepat lantaran telah terpasangnya pompa di muara. Dan semuanya bekerja termasuk seluruh tim di sebelas titik sepanjang Sungai Ciliwung di DKI berjaga hingga saat ini.
Mengejutkannya, saat ini beberapa wilayah yang jarang terkena banjir dalam beberapa tahun terakhir ikut terdampak. Anies tetap bersikap tenang, dan mengatakan akan melakukan evaluasi serta membuat langkah-langkah ke depan untuk mencegah terjadinya banjir seperti ini, setelah masa kritis ini usia.
Saat ini yang menjadi fokusnya ialah memonitor air yang masuk ke wilayah Jakarta dari hulu, memastikan semua pengungsi dan semua daerah terdampak dapat bantuan yang cukup.