Gorengan tak hanya tersebar di hari-hari biasa, di saat puasa pun masih ada gorengan yang dijual. Biasanya kita bisa dengan mudah menemukan gorengan di pinggir jalan. Perlu diakui, gorengan merupakan makanan yang mudah dibuat, mudah didapat, harganya murah, dan merupakan makanan yang praktis.
Namun, bagaimana nutrisi yang terkandung di dalam gorengan?
Pakar Nutrisi dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang, Sri Andarini mengklaim gorengan menjadi ancaman bagi kesehatan tubuh karena cara pengolahannya tidak benar, kurang kebersihan, dan diselimuti oleh polusi udara di sekelilingnya. Selain itu, bisa saja lingkungan sekitar tempat berjualan menjadi sumber penyakit yang merugikan banyak konsumen.
Bila kita tinjau menurut kandungannya, Sri menuturkan, gorengan mengandung banyak kolesterol atau lemak.
Apalagi si pedagang gorengan hanya memikirkan meraup keuntungan saja, tanpa memikirkan untuk mengganti minyak sayur yang dia gunakan setiap harinya. Minyak yang dipakai berkali-kali akan menjadi senyawa yang merugikan bagi tubuh karena di dalamnya terdapat zat radikal bebas, seperti epioksida dan peroksida, juga karsinogen yang dalam jangka panjang bisa menyebabkan kanker. Selain kanker, bisa juga terkena jantung dan lever.
Pakar Nutrisi, Ninda Nursholihati juga menilai gorengan yang memiliki penyedap rasa kurang baik bagi tubuh karena mengandung natrium (garam) yang tinggi. Bila kadarnya tinggi akan memberatkan kerja ginjal, dan memicu naiknya tekanan darah.
Ninda pun berkomentar tentang para penggemar gorengan. Apabila mereka mengonsumsi gorengan akan membuat asupan lemak seseorang lebih besar dari pada kebutuhannya dan menimbulkan masalah kegemukan.
So, masihkah Anda mengonsumsi gorengan yang dijual di pinggir jalan? Alangah lebih baiknya jika gorengan itu adalah bikunan Anda sendiri di rumah. Namun, mengonsumsinya perlu dibatasi juga ya.
