Berangkat dari Kaos Kesukaan Jokowi, hingga Tokoh Politik yang Bareng Dengannya

Berangkat dari Kaos Kesukaan Jokowi, hingga Tokoh Politik yang Bareng Dengannya

Nur AK
26 Maret 2018
Dibaca : 1980x
Bahkan ketika jalan-jalan dengan sejumlah tokoh politik pun, Jokowi lebih memilih menggunakan kaos daripada baju formal.

Bapak Presiden Jokowi memang terkenal dengan seseorang yang gemar memakai kaos santai. Tak hanya sekali dua kali, ia sering tertangkap tengah mengenakan kaos santainya di berbagai acara santai oleh awak media. Bahkan ketika jalan-jalan dengan sejumlah tokoh politik pun, Jokowi lebih memilih menggunakan kaos daripada baju formal.

Namun, kaos yang dipakai Jokowi seperti menyiratkan makna tertentu. Misalnya saja, seperti peristiwa kemarin, Sabtu (24/3/2018). Di saat Jokowi bertemu dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Mereka berniat untuk jogging bersama di pagi yang sejuk di kawasan Istana Bogor. Dalam pertemuan santainya dengan Ketum Golkar itu, Jokowi terlihat mengenakan kaus berwarna kuning yang sudah kita ketahui bahwa warna tersebut sangat identik dengan Partai Golkar.

Tak hanya itu, Jokowi juga pernah mengenakan kaos merah tua (layaknya simbol warna PDIP) tak berkerah ketika menghadiri acara peresmian kereta bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (2/1/2018) silam. Dengan ditemani Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, Pak Presiden sempat ngobrol panjang dengan pria yang disapa Cak Imin tersebut.

Namun, siapa sangka, di balik kaos sederhana yang dikenakan Jokowi. Dua laki-laki ketum partai politik itu, tampak menginginkan untuk bersanding dengan Jokowi di Pilpres 2019 mendatang. Tak ayal jika mereka menyempatkan waktu yang begitu panjang untuk Pak Jokowi.

Hal itu kembali lagi dengan keputusan Jokowi nantinya, siapa yang berhak untuk menemaninya adalah keputusan yang sudah dipikir matang-matang oleh dirinya dan segenap tokoh partai PDIP. Serta tentunya tak lepas dari izin Ketum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Menurut Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi memaknai 'kaus kuning' Jokowi saat olahraga bersama Airlangga sebagai sebuah kehormatan dari Presiden. Terlebih, Jokowi sebagai tuan rumah. Ia menambahkan, dalam politik, tak hanya melulu dilakukan dengan lisan. Namun, bisa juga melalui gestur atau sebuah simbol. Tapi jika kita menilai Golkar menjadi geer, itu hal yang normal. Mengingat, Wapresnya juga JK yang berasal dari partai Golkar, dipilihnya karena terkait penokohan.

Taukah Anda dengan komentar Pak Luhut tentang Golkar dan PDIP? Luhut mengklaim sekarang ini Golkar kalah posisi dengan PDIP. Kendati demikian, Golkar sendiri dinilai merupakan partai pengusung Jokowi nomor dua terbesar yang berhak untuk mengajukan cawapres. Apalagi jika komunikasi Jokowi dengan partai pengusung dan pendukung bisa seterusnya berjalan baik.

Satu hal yang dianggap wajar oleh warga Indonesia adalah, setiap partai pasti memiliki hubungan antar dua partai. Namun, hal itu tergantung pada kondisi hubungannya apakah cukup baik, baik, atau sangat baik. Tentunya yang menilai adalah tokoh-tokoh yang berada di dalam partai. Rakyat hanya sebagai wadah untuk menampung informasi dunia politik dan memberikan masukan untuk perbaikan sistem pemerintahan negara Indonesia dari hulu sampai ke hilir.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Copyright © 2025 LampuHijau.com - All rights reserved
Copyright © 2025 LampuHijau.com
All rights reserved