Aku pernah merasakan betapa hidup ini sungguh terasa berat juga cobaan demi cobaan seakan datang tak henti mendatangi. Intinya, hidup terasa sungguh susah di kala itu. Tak lama waktu berselang, aku bertemu dengan seorang teman lama. Ketika mengobrol dengannya, aku seakan ‘disadarkan’ bahwa hidup ini bukan hanya sekedar hidup lho. Dari obrolan kami kala itu, intinya dia menceritakan mengenai pandangan hidupnya. Teman lamaku ini sungguh bagaikan lambang dari keoptimisan hidup. Rasanya, dari interaksi kita beberapa hari lalu, ia selalu punya alasan untuk selalu berbaik sangka. Saat itu, rasanya tak ada sesuatu pun yang membuatnya ‘down’. ‘Down’ di sini dalam artian tak ada yang bisa membuatnya susah. Hebat kan temanku itu. Nah, ternyata kalau aku coba untuk menyimpulkan mengapa ia bisa sepositif itu. Temanku itu bukan orang yang tanpa masalah, dia sama dengan orang kebanyakan, hanya saja yang membedakan ia dengan yang lainnya adalah bagaimana ia memandang hidup. Jadi ingat akan ucapan salah seorang ustadz di salah satu kajian. Menurut ustadz tersebut, seseorang akan merasa susah, jika cita-citanya hanya masalah duniawi. Hal ini bisa menyangkut harta, pangkat, penampilan, cinta, dan lain sebagainya. Padahal, jika kita hanya meletakkan dunia sebagai cita-cita kita, tepatkah? Karena dunia ini hanyalah sementara. Dunia hanya tempat persinggahan saja. Jangan sampai kita diperbudak oleh dunia. Apalagi dibuat susah oleh dunia.
Berbeda jika kita meletakkan cita-cita kita bukan hanya di dunia saja, namun untuk urusan akhirat. Jika begitu, hidup niscaya akan lebih ringan. Karena jika terjadi ‘susah-susah’ di dunia, kita tidak menjadikan itu sebagai tujuan keberhasilan. Ada hal yang lebih besar yang lebih patut kita pikirkan, yakni akhirat. Jika kita belum mendapatkan pendamping, anak, jabatan, harta di dunia, janganlah risau. Karena sebenarnya kebahagiaan itu bukan terletak pada hal-hal tersebut. Anak, pasangan hidup memang adalah salah satu sumber kebahagiaan kita di dunia. Namun, bukan berarti jika ita belum mendapatkannya di dunia kita tidak bisa berbahagia di dunia bukan? Sesungguhnya mereka ada adalah sebagai ladang amal kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang kekal di kehidupan kita yang selanjutnya.
Intinya, agar bisa lebih berpikiran positif dan dapat menjalani hidup dengan lebih ringan adalah, jika merasa punya masalah, curhatlah kepada Allah. Sebagaimana disebutkan dalam Quran Surat Yunus ayat 107,
“Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia yang memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “
Berat-ringannya bagaimana kita menjalani hidup kita dipengaruhi oleh apa yang menjadi cita-cita kita dalam menjalani hidup tersebut. Nah, apa cita-citamu?