Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap Bupati Ngada, Marianus Sae dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT). Namun, rupanya mantan kader partai amanat nasional (PAN) ini pernah melakukan penutupan bandara dan sempat dijuluki Ahoknya NTT.
Kejadian itu bermula saat Marianus hendak pergi ke Kupang dengan menggunakan maskapai penerbangan Merpati Air. Namun, alih-alih dapat pergi dengan menggunakan maskapai tersebut, dia malah tidak kebagian tiket, sehingga dirinya pun marah dan mencoba menutup Bandara Turelelo Soa, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Akibat aksi sang Bupati itu, pesawat Merpati yang seharusnya mendarat di Bandara Turelelo Soa hari itu, harus terpaksa balik ke Bandara El Tari, Kupang.
Kejadian itu lantas membuat Kepala Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub Bambang S. Ervan melakukan protes keras. Dirinya menyayangkan aksi yang dilakukan Marianus dengan melakukan penutupan bandara.
"Kalau itu benar, kami sungguh menyesalkan. Bandara itu kan untuk pelayanan publik bukan untuk kepentingan satu orang," kata Bambang, 22 Desember 2013 lalu.
Atas kelakuannya itu, Kapolda NTT, Brigjen Pol Ketut Untung Yoga mengatakan, Marianus akan terancam dijerat pasal 421 KUHP tentang Kejahatan Dalam Jabatan. Sebab, aksi pemblokiran bandara itu, dinilai telah menyalahgunakan kekuasaan untuk keuntungan dirinya sendiri.
"Dimana sebagai seorang pejabat, Marianus telah menyalagunakan kekuasaannya, sehingga diancam dengan pidana penjara 2,8 tahun," ungkap Ketut.
Sebelumnya, Perwakilan Koalisi Paulus Gregorius Kune sebagai ramai diberitakan sebelumnya, menyebutkan bahwa, Marianus Sae juga diduga memiliki cacat terkait kasus dugaan menghamili mantan pembantunya atau Asisten rumah Tangga (ART), Maria Sisilia Natalia, hingga melahirkan seorang anak yang bernama Reginaldus Flavius.
“Kasus ini sudah ditangani oleh Tim Relawan Untuk Kemanusiaan Flores (TRUK-F) di NTT," ungkap Pria yang akrab disapa Polce itu
Polce mengatakan, kasus yang dialami Maria Sisilia Natalia telah diadvokasi oleh para suster dan pastor di Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Berdasarkan keterangan Ketua TRUK-F Suster Eustochia Monika Nata, kata dia, Natalia melahirkan seorang bayi laki-laki pada 7 Mei 2012, yang disebut-sebuta hasil hubungannya dengan Bupati Marianus Sae. Namun, bupati selalu membantah hal ini.
Bahkan, menurut Polce, Suster Eustochia mengatakan pada November 2013 bahwa pihaknya mempunyai data-data berupa catatan, surat kuasa, rekaman, video wawancara. Semua data itu menyebutkan bahwa ayah biologis anak dari Maria Sisilia Natalia adalah Bupati Ngada.
TRUK-F dan Komnas Perempuan, kata Suster Eustochia kala itu, siap menjadi saksi jika ada yang melaporkan perbuatan Marianus Sae ini. Terkait kasus dugaan menghamili Maria Sisilia.
Kini, Tim Satgas KPK dikabarkan kembali melakukan OTT. Dalam operasi senyap yang dilakukan di NTT, tim Marinus Sae yang kini sudah berada di Kantor KPK Kuningan, Jakarta untu diperiksa. Komisi Antirausah juga mengamankan beberapa kepala dinas Kabupaten Ngada.
Untuk diketahui, Marianus adalah Calon Gubernur NTT yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk berpasangan dengan Emilia J Nomleni.