Siapa bilang Indonesia tidak bisa mengimpor teknologi ke negera asing? Buktinya, karoseri Laksana di Ungaran, Kabupaten Semarang, mengekspor bus ke Fiji tiap tahunnya. Bahkan, saat ini ekspor bus tersebut sudah sampai ke Bangladesh.
Direktur Teknik Laksana Bus, Stefan Arman membenarkan hal tersebut dengan mengatakan saat ini pihaknya masih terus mengekspor bus ke Fiji, dan dalam waktu dekat akan dilakukan pengiriman lagi. Sedangkan ekspor bus ke Bangladesh, pihaknya tengah memproduksi prototipe 4 unit.
Di sela-sela menerima kunjungan Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi, pada Jumat (20/7/2018) tersebut, Arman menjelaskan saat ini ekspor dilakukan secara bertahap. Pasalnya, Laksana Bus masih akan melihat penerimaan dan penyelesaian di negara tujuan yang sejauh ini baru ada dua negara tujuan ekspor yakni Fiji dan Bangladesh.
"Sementara ini untuk Fiji dan Bangladesh. Ya, yang Bangladesh ada pembicaraan sampai 1.000 bus, tetapi saat ini masih tahap prototipe dulu. Namanya ekspor bus ini harus memastikan antara bus satu negara dengan negara lainnya spesifikasi dan regulasinya berbeda-beda, maka dari itu kita lakukan secara bertahap," terangnya.
Setiap tahunnya, Fiji menerima impor bus dari Indonesia berkisar antara 30-40 unit. Sementara, tahun ini sudah ada sekitar 15 unit bus.
"Selama ini kita rata-rata 30-40 bus. Untuk tahun ini, sudah 15 bus," paparnya.
Berkat kesuksesan Laksana Bus, Budi Setiyadi mengapresiasi atas ekspor bus yang dilakukan Laksana ke dua negara tersebut.
"Saya mendapat pengalaman juga, ternyata kalau saya bandingkan sepintas, Indonesia nggak kalah. Jadi minat negara lain kepada produksi karoseri Indonesia sudah cukup berkembang. Artinya kita sebagai sebuah negara, sebuah bangsa, kita merasa bangga," ungkap Budi.