Di era digital saat ini, penggunaan gadget seperti smartphone, tablet, komputer, dan televisi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk bagi anak-anak. Teknologi memang memberikan manfaat, seperti memudahkan akses informasi dan mendukung pembelajaran. Namun, penggunaan layar atau screen time yang berlebihan dapat menimbulkan dampak serius pada kesehatan mental dan fisik anak.

Menurut rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak usia 2–5 tahun sebaiknya tidak menghabiskan lebih dari 1 jam screen time per hari, sementara anak usia sekolah disarankan tidak lebih dari 2 jam. Sayangnya, banyak anak yang melampaui batas tersebut, terutama karena kurangnya pengawasan dan pola hidup modern yang membuat gadget menjadi “pengasuh tambahan.”

Dampak Negatif bagi Kesehatan Fisik

Obesitas 

Anak yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar cenderung kurang bergerak. Aktivitas fisik yang minim meningkatkan risiko obesitas, apalagi jika disertai kebiasaan ngemil saat menonton atau bermain gadget.

Gangguan Tidur 

Paparan cahaya biru dari layar gadget dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur. Akibatnya, anak sering sulit tidur atau tidur tidak nyenyak, yang berdampak pada kelelahan dan gangguan konsentrasi di siang hari.

Masalah Mata 

Screen time berlebihan dapat memicu digital eye strain atau kelelahan mata digital. Gejalanya meliputi mata kering, pandangan kabur, dan sakit kepala. Jika dibiarkan, bisa memperburuk kesehatan mata anak.

Gangguan Postur Tubuh 

Duduk terlalu lama sambil menunduk menatap layar dapat menyebabkan nyeri punggung, leher, dan bahu. Kebiasaan ini jika berlangsung terus menerus dapat memengaruhi postur tubuh anak di masa depan.

Dampak Negatif bagi Kesehatan Mental

Menurunnya Konsentrasi dan Prestasi Akademik Anak yang terlalu sering menggunakan gadget cenderung kesulitan berkonsentrasi dalam belajar. Waktu yang seharusnya digunakan untuk membaca buku atau berinteraksi dengan guru dan teman menjadi berkurang.

Risiko Kecanduan Gadget Anak dapat menjadi sangat bergantung pada gadget, sehingga sulit beraktivitas tanpa ponsel atau tablet. Kecanduan ini bisa menurunkan kemampuan anak untuk mengendalikan diri dan mengurangi minat terhadap aktivitas lain yang lebih bermanfaat.

Gangguan Emosi dan Sosialisasi Screen time berlebihan dapat mengurangi interaksi langsung dengan keluarga maupun teman sebaya. Anak menjadi kurang terampil dalam komunikasi sosial, bahkan lebih mudah merasa cemas, kesepian, atau terisolasi.

Paparan Konten Negatif Tidak semua konten digital ramah anak. Tanpa pengawasan, anak bisa terpapar kekerasan, perundungan siber, atau konten yang tidak sesuai dengan usianya. Hal ini dapat berdampak buruk pada perkembangan mental dan moral mereka.

Strategi Mengatasi Screen Time Berlebihan

Tetapkan Batasan Waktu Orang tua perlu membuat aturan jelas mengenai screen time. Misalnya, maksimal 1 jam sehari untuk anak prasekolah dan 2 jam untuk anak usia sekolah.

Dampingi Anak Saat Menggunakan Gadget Orang tua sebaiknya selalu mendampingi anak ketika menggunakan gadget, terutama untuk memastikan konten yang ditonton sesuai dengan usianya.

Dorong Aktivitas Fisik Ajak anak berolahraga, bermain di luar ruangan, atau melakukan aktivitas kreatif seperti menggambar dan membaca. Aktivitas ini bisa menjadi pengalih yang sehat dari gadget.

Ciptakan Zona Bebas Gadget Terapkan aturan tanpa gadget di meja makan, kamar tidur, atau saat berkumpul keluarga. Hal ini membantu membangun kebiasaan sehat dan meningkatkan kualitas interaksi keluarga.

Jadilah Teladan Anak cenderung meniru kebiasaan orang tua. Oleh karena itu, orang tua juga perlu mengurangi screen time berlebihan dan menunjukkan gaya hidup sehat.

Screen time memang tidak bisa dihindari di era digital, tetapi penggunaannya harus diatur dengan bijak. Jika berlebihan, dampaknya bisa sangat serius bagi kesehatan fisik maupun mental anak, mulai dari obesitas, gangguan tidur, hingga masalah sosial dan emosi. Dengan pengawasan, aturan yang jelas, serta dorongan pada aktivitas positif, orang tua dapat membantu anak menggunakan teknologi secara sehat dan seimbang.