Di Indonesia, kebutuhan akan rumah tampaknya kian tahun kian meningkat. Namun, dengan tingkat ekonomi yang rendah terkadang keinginan untuk memiliki rumah harus terkendala dengan mahalnya harga jual tanah dan bangunan.
Selama ini, sebagian juga orang beranggapan jika rumah adalah investasi paling baik di sektor properti. Namun, jika melihat lebih jauh, mana yang sebenarnya lebih menguntungkan untuk investasi di sektor properti?
Namun, Country General Manager, Ignatius Untung mengatakan banyak masyarakat yang beranggapan apartemen sebagai properti paling menjanjikan untuk investasi masa depan.
“Kita beli apartemen dong, karena mampunya beli apartemen. Ternyata mereka berpikir mending saya beli rumah tapak dulu, karena kalau apartemen untuk investasi saja,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (20/12/2017).
Untung melanjutkan, padahal rumah adalah investasi paling menjanjikan di masa depan. Pasalnya, kenaikan harga rumah jauh lebih tinggi dibanding kenaikan harga apartemen. Hanya saja, ada catatan agar harga rumah itu memiliki kenaikan yang baik, salah satunya adalah kondisi lingkungan di sekitar. Lantaran generasi milenial saat ini menekankan pentingnya lingkungan tempat mereka tinggal.
“Yang penting lingkungan jadi. Jangan rumah jauh banget, abis itu lingkungan belum jadi,” pungkasnya.
Namun, saat ini di kota-kota besar, misalnya saja di Jakarta, harga rumah tapak sudah di atas Rp 400 juta. Dengan rata-rata penghasilan karyawan di Jakarta sebesar Rp 5 juta, sangat sulit rasanya dapat menebus hunian tersebut.
Senior Associate Director Colliers Indonesia, Ferry Salanto mengungkapkan, kendala itu akhirnya membuat kelas menengah lebih memilih apartemen sebagai alternatif untuk memiliki hunian.
"Kalau Jabodetabek orang beli rumah atau apartemen dan mau tinggal di Jakarta itu dengan kelas menengah sekarang beli rumah itu berat banget jadi opsinya beli apartemen," tuturnya di Gedung WTC Sudirman, Jakarta, Selasa (9/1/2018).
Menurutnya, tren itu juga telah bergeser ke wilayah sekitarnya, seperti daerah Bekasi. Pasalnya, minimnya ketersediaan lahan membuat hunian vertikal menjadi pilihan terbaik bagi masyarakat. Jadi apartemen itu sebenernya sudah satu keniscayaan, dengan lahan yang tidak banyak untuk perumahan maka rumah itu perlu yang vertikal.