Elektronik tol (e-tol) dalam pembayaran melintas jalan tol sangat berpengaruh terhadap kebutuhan kartu. Serbuan konsumen terlalu tinggi membuat Desember ini kartu belum bisa didistribusikan. E-tol dilatarbelakangi adanya penerapan uang elektronik (e-money) yang belakangan cukup berdampak pada daerah.
Afiv Mahan, karyawan toko ritel penyedia elektronik card mengatakan, antusias konsumen mendapatkan kartu e-tol sangat tinggi. Sejak diluncurkan, distribusi kartu bisa tembus 15 kartu setiap harinya. Karena caranya cukup mudah konsumen hanya perlu membeli kartu seharga Rp 20.000. Lalu melakukan pengisian awal Rp 50.000.
Menurut Afiv, kartu elektronik ini peruntukannya bukan hanya membayar tol saja. Tetapi, bisa kebutuhan transaksi elektronik lainnya, sehingga akan lebih efisien menunjang transaksi. Selain itu, proses pembuatan kartunya mudah karena disediakan bukan hanya di bank, tapi juga pelaku ritel.
“Kalau di sini biasanya konsumen kena cash Rp 1.000,” ujarnya.
Sementara Rahmada salah satu pemimpin cabang bank mengatakan, permintaan kartu elektronik money (e-money) cukup tinggi. Puncaknya November lalu, kebutuan kartu mencapai 400 per bulan. Hal itu bersamaan diterapkannya pembayaran tol menggunakan uang elektronik. Sehingga permintaan kartu di daerah juga menyesuaikan.
Rahmad menambahkan, kartu elektronik nantinya bisa difungsikan berbagai jenis kebutuhan. Bahkan, pengguna bisa melakukan pengisian menggunakan kartu kredit ataupun debit. Sehingga, akan lebih mudah dan singkat bertransaksi.
“Bulan ini kebutuhannya akan semakin tinggi karena memasuki musim libur panjang,” imbuhnya.
Gaya hidup dengan menggunakan e-money tampaknya menjadikan masyarakat Indonesia lebih praktik dan efisien. Bagaimana tidak? Semuanya bisa diurus tanpa berpindah tempat, tinggal pejet-pejet saja.
