Kenali 3 Fase DBD Sebelum Merenggut Nyawa Penderita

Kenali 3 Fase DBD Sebelum Merenggut Nyawa Penderita

Nur AK
27 Feb 2018
Dibaca : 1230x
Kunci utama untuk menurunkan kemungkinan komplikasi atau kematian pada penderita DBD adalah dengan memberikan asupan yang dapat menaikkan jumlah trombosit pada saat memasuki fase kritis.

Demam berdarah (DBD) sering menjangkit manusia pada musim pancaroba. Saat cuaca tidak menentu, serangga pembawa virus penyakit pun semakin merajalela, terlebih nyamuk Aedes aegypti yang membawa penyakit DBD. Nyamuk tersebut memiliki kemampuan terbang sejauh 100 meter sehingga proses penularannya berlangsung sangat cepat.

Untuk itu, mulai sekarang, Anda harus mengenali fase DBD yang biasa dialami ketika seseorang terjangkit virus DBD, jangan sampai Anda telat dalam penanganan gejala DBD, sebab bisa berakibat fatal bagi nyawa Anda maupun keluarga Anda. Apalagi virus ini biasanya menyerang anak kecil.

Berikut fase DBD dilansir dari hellosehat.com:

1. Fase demam

Gejala yang paling khas saat terkena DBD adalah demam tinggi. Karena itulah fase awal DBD disebut dengan fase demam. Pada fase ini, penderita akan mengalami demam secara tiba-tiba hingga mencapai 40 derajat celcius selama 2 sampai 7 hari.

Munculnya demam tinggi pada kasus DBD sering kali disertai dengan muka kemerahan, kulit memerah, nyeri seluruh tubuh, nyeri otot, dan sakit kepala. Namun, bila demam berlangsung selama lebih dari 10 hari, maka kemungkinan demam tersebut bukanlah gejala DBD.

Pada beberapa kasus lainnya ditemukan gejala berupa nyeri dan infeksi tenggorokan, sakit di sekitar bola mata, anoreksia, mual dan muntah. Gejala-gejala inilah yang menyebabkan penurunan jumlah trombosit yang mengarahkan dokter pada diagnosis DBD.

Gejala-gejala DBD yang dirasakan membuat penderita menjadi sulit untuk menjalani aktivitas sehari-hari, misalnya menjadi tidak mampu untuk pergi ke sekolah, melakukan pekerjaan kantor, dan kegiatan rutin lainnya.

Untuk mencegah hal negatif lainnya, penderita DBD dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih untuk membantu menurunkan suhu tubuh dan mencegah terjadinya dehidrasi. Pasien juga harus terus dipantau karena hal ini rentan untuk memasuki fase kritis.

2. Fase kritis

Setelah melewati fase demam, pasien DBD akan mengalami fase kritis. Pada fase ini biasanya menjadi ‘pengecoh’ karena penderita merasa sembuh dan dapat melakukan aktivitas kembali. Pasalnya, fase kritis ini ditandai dengan penurunan suhu tubuh hingga 37 derajat celcius ke suhu normal. Misalnya saja, saat siang hari penderita merasa baik-baik saja karena suhu tubuh kembali normal. Namun, pada malam harinya suhu mengalami kenaikan. Begitu pula dengan kondisi tubuh keesokan harinya yang hampir sama dengan hari-hari sebelumnya.

Padahal, bila fase ini terabaikan dan tidak segera mendapatkan pengobatan, trombosit pasien akan terus menurun secara drastis dan dapat mengakibatkan perdarahan yang sering tidak disadari. Oleh sebab itu, pasien harus cepat ditangani oleh tim medis karena fase kritis ini berlangsung tidak lebih dari 24-38 jam.

Selama masa transisi dari fase demam ke fase kritis, pasien memasuki risiko tertinggi untuk mengalami kebocoran pembuluh darah. Indikasi dini kebocoran pembuluh darah tersebut dapat dilihat saat penderita DBD mengalami muntah secara terus menerus, mimisan, pembesaran organ hati, atau nyeri perut yang tak tertahankan.

3. Fase penyembuhan

Bila pasien DBD berhasil melewati fase kritisnya, pasien DBD akan kembali merasakan demam. Namun, hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Pasalnya, kondisi ini merupakan fase penyembuhan dimana trombosit akan perlahan naik dan normal kembali. Penderita akan mengalami pengembalian cairan tubuh secara perlahan pada 48-72 jam setelahnya.

Mulai memasuki fase penyembuhan, kesehatan pasien DBD akan berangsur-angsur membaik yang ditandai dengan peningkatan nafsu makan, penurunan gejala nyeri perut, dan fungsi diuretik yang membaik. Jumlah sel darah putih pasien akan kembali normal yang kemudian diikuti dengan pemulihan jumlah trombosit.

Kunci utama untuk menurunkan kemungkinan komplikasi atau kematian pada penderita DBD adalah dengan memberikan asupan yang dapat menaikkan jumlah trombosit pada saat memasuki fase kritis. Misalnya saja, dengan meminum jus jambu biji. Pasalnya, jambu biji memiliki khasiat untuk penyembuhan penyakit DBD yang pernah diulas oleh LampuHijau pada artikel sebelumnya.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Copyright © 2024 LampuHijau.com - All rights reserved
Copyright © 2024 LampuHijau.com
All rights reserved