Masa muda atau remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak menuju orang dewasa. Di masa ini, ada banyak hal yang terjadi baik dalam hal suka maupun duka. Faktanya, banyak anak muda yang mengalami depresi dan berdampak buruk pada kesehatan mental maupun tubuhnya. Tingkat depresi pada anak-anak muda juga tergolong cukup tinggi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut ulasannya.
Milenial cenderung memiliki aura persaingan yang tinggi antara satu dengan yang lainnya. Hal seperti ini sangat lumrah terjadi mengingat bagaimana kerasnya tuntutan yang ingin mereka capai.
Orang-orang mulai terpengaruh untuk tampil perfect. Dampaknya, muncul ilusi persaingan ingin saling mengalahkan dan mengikuti trend ‘show off’ agar diakui juga. Hingga pada akhirnya sampai pada titik ‘ingin terlihat sempurna’.
Tidak hanya teknologi dan sosial saja yang dapat membuat tingkat depresi pada generasi milenial menjadi sangat tinggi, namun juga dari faktor ekonomi. Sudah bukan rahasia lagi jika ekonomi juga membawa pengaruh besar dalam diri milenial. Berbagai tantangan ekonomi yang seakan terus-menerus menantang sang milenial untuk melakukan perubahan yang mengikuti trend.
Overthinking atau berpikir secara berlebihan juga menjadi salah satu penyebab depresi yang paling umum terjadi. Berpikir secara berlebihan memicu kondisi stress pada remaja yang bisa saja berlanjut pada kasus depresi. Umumnya, overthinking terjadi pada remaja yang menginjak usia 18-25 tahun. Tingkat stress dan overthinking melonjak naik pada saat berada pada rentang umur tersebut. Kendalikan stress dan perasaan overthinking agar terhindar dari depresi di usia muda.
Genetik juga memiliki pengaruh terhadap tingkat tingginya depresi pada kaum remaja. Tidak hanya faktor genetik, perubahan hormone juga masuk dalam salah satu penyebab tingkat depresi pada remaja cukup tinggi. Meski pengaruh dari genetik dan hormone tidak setinggi dari pengaruh lain, tetap saja perlu diwaspadai agar tidak mengarah pada kasus depresi berkelanjutan.
Demikianlah alasan atau penyebab mengapa tingkat depresi pada remaja tergolong sangat tinggi. Jika mengalami gejala-gejala depresi, hendaknya segera berkonsultasi kepada psikolog untuk penanganan lebih lanjut.