Kepulangan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan ke Tanah Air disambut hangat oleh KPK. Novel tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (22/2/2018) sekitar pukul 11.30 WIB.
Dikutip dari merdeka.com, Novel mengenakan kemeja berwarna putih, jaket dan bercelana hitam, topi warna hitam, dan menenteng sebuah tas.
Segenap keluarga dan kerabat juga ikut menyambut kedatangan Novel. Usai keluar dari ruang kedatangan Terminal 3 Bandara Soetta, Novel segera masuk ke mobil jemputan yang sudah menunggu. Rencananya ia langsung menuju ke gedung KPK. Kepergiannya dikerahkan oleh 30 personel Polres Bandara Soekarno Hatta untuk mengawal kedatangan Novel.
Sementara itu, gedung KPK di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan sejak pagi sudah mulai ramai. Tak hanya awak media, berbagai elemen masyarakat juga turut memenuhi gedung tersebut.
Belasan anggota Kokam (Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah) Garut hadir di Gedung KPK sejak pagi. Dengan menggunakan seragam loreng hijau dan merah hati, mereka siap mengamankan kedatangan Novel Baswedan. Mereka berangkat dari Garut pada Rabu (21/2/2018) malam.
Selain itu, dipasang pula panggung, serta spanduk dan karangan bunga yang berisi ucapan selamat datang.
Meskipun mata kiri Novel belum sepenuhnya pulih, dan masih harus menjalani pengobatan lagi pada bulan Maret, Novel tak ingin menyerah. Ia akan tetap memberantas korupsi walau hanya dengan satu mata.
"Bagi saya yang terjadi kepada diri saya, saya tidak ingin menjadikannya sebagai kelemahan. Tapi semangat buat diri saya," tegas Novel di KPK, Kamis (22/2/2018).
Ia berharap apa yang terjadi pada dirinya dan apa yang dilakukannya akan menularkan semangat pada rekan-rekannya di KPK. KPK harus semakin berani memerangi korupsi.
"Saya tak ingin menurunkan produktivitas, jika ini terjadi itu berarti kemenangan pada pelaku penyerangan," ungkapnya.
Novel pun mengucapkan terima kasih pada Presiden Jokowi dan Wapres JK atas bantuan untuk biaya pengobatan di Singapura. Serta tak lupa, Novel ucapkan terima kasih atas seluruh dukungan dari masyarakat Indonesia.
"Harapan saya dalam waktu tidak lama, pengobatan mata saya selesai. Saya bisa melanjutkan tugas," harap Novel.
Kasus Novel Baswedan bermula ketika dirinya disiram air keras oleh orang tak dikenal pada tanggal 27 Juli 2017 lalu, sepulang sholat subuh di masjid dekat rumahnya. Setelah 10 bulan, pelaku penyerangan Novel belum juga terungkap.