Lampuhijau.com - Ketua Umum PSSI yang sekaligus Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PSSI pada kongres PSSI 2019 yang berlangsung di Hotel Sofitel, Bali, Minggu (20/01). Pernyataan mundur dari Edy Rahmayadi sendiri sempat mengejutkan peserta kongres karena diluar dugaan dan disampaikan saat dirinya memberikan sambutan.
Edy menjelaskan bahwa pengunduran dirinya dilakukan dalam keadaan sehat dan sadar. Pengunduran ini disampaikan sebagai bentuk rasa tanggung jawab dirinya sebagai Ketum PSSI karena banyaknya desakan dan tekanan yang ditujukan kepada dirinya akibat kegagalan Timnas di Piala AFF 2018 dan kasus pengaturan skor yang terjadi di tubuh organisasi sepak bola Indonesia ini.
Keputusan Edy Rahmayadi mundur sebagai ketum PSSI ini disambut semua peserta kongres yang hadir dan hari itu juga Edy menyerahkan bendera kepimpinan PSSI kepada wakil ketuanya, Joko Driyono sebagai ketua Umum PSSI sementara sampai masa jabatannya berakhir pada tahun 2020 atau jika anggota PSSI mengingkan diadakan kongres luar biasa untuk segera ada yang menggantikan posisi Ketua Umum PSSI.
Desakan mundur kepada Edy Rahmayadi sebenarnya sudah lama dihembuskan sejak dirinya terpilih sebagai Gubernur Sumatera Utara pada Pilkada 2018 yang lalu. Banyak pihak yang menginginkan Edy mundur karena tidak mau ada jabatan rangkap yaitu Gubernur dan Ketum PSSI.
Desakan mundur semakin kencang sejak kekalahan dan prestasi Timnas Garuda di Piala AFF 2018 yang tidak mampu berprestasi bahkan kalah sebelum babak semifinal digelar dan kasus pengaturan skor yang melibatkan oknum-ouknum di tubuh PSSI membuat desakan mundur kepada Edy Rahmayadi semakin kencang juga.