Raja Malaysia, Raja Sultan Muhammad V menyerukan kepada rakyatnya pada Selasa (17/7/2018) untuk tetap tenang dengan adanya isu rasisme yang saat ini berada di puncak ketegangan mereka, usai diadakannya Pemilu 2018.
Raja Malaysia mengakui bahwa isu rasisme yang meliputi ras, bahasa, dan agama terus berkaitan dengan perpolitikan Malaysia. Sebab, 60 persen penduduk Negeri Jiran merupakan muslim, kemudian sebagian adalah etnis China, dan minoritas merupakan ras India. Hal inilah yang membuat Malaysia dilanda oleh kerusuhan etnis sejak tahun 1969.
Sebagaimana diketahui, Pemilu terakhir yang diadakan oleh Malaysia pada tanggal 9 Mei 2018 lalu dimenangkan oleh Mahathir Mohamad (93) yang sebelumnya pernah menjadi Perdana Menteri (PM) Malaysia selama 22 tahun. Mahathir melalui koalisi oposisinya berhasil menjungkalkan eks mantinya, Najib Razak yang memimpin koalisi Barisan Nasional (BN).
Baru kali ini, BN mengalami kekalahan pertama sejak Malaysia merdeka dari Inggris pada tahun 1957. Dari insiden itulah, ketegangan antar etnis kembali mengemuka di Negeri Jiran.
Pasalnya, partai Najib Razak, Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) selama ini dikenal menjadi penopang koalisi dan membela hak-hak orang Melayu dan membuat orang Melayu menikmati berbagai keistimewaan berkat program pemerintah yang dipimpin oleh BN.
Kembalinya Mahathir menjabat sebagai PM membuat UMNO mengklaim pemerintah mengganggu keistimewaan orang Melayu. UMNO khawatir, jika pemerintah akan secara resmi mengakui ujian berbahasa Mandarin di sekolah tingkat menengah dan hal itu dianggap akan mengancam bahasa resmi Melayu. Tak hanya itu, UMNO juga menuding pemerintah akan memotong dana pembangunan masjid.
Ketegangan tersebut memunculkan aksi unjuk rasa yang dipimpin oleh anggota dewan tertinggi UMNO, Lokman Adam beserta 300 orang di dekat gedung parlemen, pada Selasa (17/7/2018).
Dilansir dari laman Channel News Asia, Lokman mengungkapkan hubungan antarras Melayu dengan kelompok minoritas saat ini agak menegang. Pihak pengunjuk rasa merasa gelisah karena merasa Islam diperlakukan secara buruk (oleh pemerintahan baru). Lokman menambahkan, pemerintah juga tidak mampu melindungi hak-hak orang Melayu, Islam, dan bahasa Melayu, serta para pemimpin Melayu.
Bahkan, para pengunjuk rasa sempat meneriakkan 'Hidup Raja' dan 'Allahu Akbar' di dekat gedung parlemen sebelum Raja menyampaikan pidatonya kemarin.
Raja Sultan Muhammad V segera menanggapi protes rakyat Malaysia dalam pidatonya dengan mengajak setiap rakyat untuk mempertahankan dan meningkatkan perdamaian maupun persatuan Malaysia.