Puti Pramathana Puspa Seruni Paundrianagari Guntur Soekarno Putri atau yang lebih dikenal dengan Puti Guntur Soekarno merupakan cucu dari Presiden Pertama RI, Soekarno dari anak pertamanya Guntur Soekarnoputra.
Ia merupakan seorang anggota DPR periode 2009–2014 dan 2014−2019. Kini, Puti telah memantapkan dirinya untuk menjadi Calon Wakil Gubernur Jawa Timur dengan pasangannya Gus Ipul.
Bisa dibilang, Puti lahir di lingkungan yang kental dengan nuansa politik. Hal tersebut juga diakuinya yang tak ragu menyebut Sang Kakek membawa pengaruh besar dalam keputusannya masuk ke dunia politik.
Puti tumbuh di keluarga yang berlatar belakang politik, yang mana dari mulai kecil ia sudah tidak asing lagi dengan pembicaraan-pembicaraan yang berbau politik.
Ia menuturkan, arti dari politik itu tidak melulu membicarakan soal kekuasaan, namun lebih ke dalam hal mencintai tanah air, mencintai budaya, diskusi politik kecil-kecilan, penyebab demo, dan lain sebagainya.
Sosok yang memotivasi Puti untuk mencintai politik adalah ayahnya sendiri. Ayahnya menyuruhkan membaca buku, membaca tulisan-tulisan Bung Karno. Sejak saat itu, ia mengaku mulai tertarik terjun ke dunia politik.
Kemudian setelah lulus SMA, ia memantapkan dirinya untuk mengambil fakultas ilmu sosial dan politik di UI. Padahal sebelumnya, yang ia inginkan adalah jurusan desain interior. Namun memang sudah takdirnya ia pun masuk FISIP UI.
Setelah lulus dari Universitas Indonesia, ia mengaku tidak langsung menduduki politik praktis. Ia lebih memilih untuk menjadi ibu rumah tangga dulu. Serta lebih aktif di yayasan Bung Karno dan Fatmawati Soekarno.
Siring berjalannya waktu, Puti terdorong untuk lebih berguna lagi di mata masyarakat sehingga dirinya aktif di dunia perpolitikan. Masuknya Puti ke politik praktis tersebut dalam artian, berpartai, bergabung ke PDIP, DPR RI dua periode, lalu kemudia ditakdirkan untuk mengikuti kontestasi Pilkada Jatim 2018. Ia ditugaskan Ibu Ketua Umum PDIP untuk menjadi cawagub.
Baginya, sosok Bung Karno sangat mempengaruhi sekali terutama pemikiran-pemikiran politik. Kemudian sosok ayahnya, dan Bu Mega yang konsisten dalam mengarungi dinamika potik di Indonesia.
Diungkapkannya pula, dalam hal berpidato, ia tidak pernah sama sekali terpikirkan akan mendapatkan banyak sekali respon positif dari rakyat. Pasalnya, menurut darah kelahiran Jakarta, 26 Juni 1971 tersebut, politik harus dilandasi dengan passion dan keluar dari hati sehingga menghasilkan pidato yang seperti itu adanya. Hal tersebut muncul secara natural, dan tidak bisa diungkapkan dari mana ia mempelajarinya.
Sempat dituturkan pula oleh Puti tentang bayangannya ketika ia tidur, tak lain adalah sosok kakeknya. Ia pernah terbangun untuk kedua kalinya ketika ada wajah kakeknya yang terlintas di dalam tidurnya.