Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati sudah memberi isyarat tentang kenaikan harga BBM dan elpiji 3 Kilogram di tahun 2019. Kenaikan tersebut dinilai dampak dari kenaikan harga berbagai komoditas terutama harga minyak mentah dunia.
"Perlu kami sampaikan bahwa kenaikan harga minyak mentah dunia mendorong kenaikan ICP yang secara langsung akan meningkatkan komponen biaya produksi BBM (solar), dalam hal ini termasuk LPG. Peningkatan biaya produksi tersebut tentu saja akan menyebabkan naiknya harga keekonomian," ungkapnya di Gedung DPR-MPR, Jakarta, Kamis (31/5/2018).
Terdengar mendesak, kenaikan elpiji 3 Kg dipicu merupakan pilihan terakhir yang harus dilakukan karena selisih antara harga keekonomian dan harga penetapan pemerintah semakin besar.
"Tanpa adanya kebijakan penyesuaian harga, maka selisih antara harga keekonomian dan harga penetapan pemerintah akan semakin lebar dan pada akhirnya akan meningkatkan beban subsidi BBM khususnya elpiji tabung 3 Kg," jelasnya.
Menurut darah kelahiran Tanjungkarang, Lampung ini kenaikan harga minyak mentah dunia yang diikuti oleh kenaikan harga BBM berpotensi meningkatkan inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat. Selain itu, kebijakan harga BBM dan listrik juga akan disesuaikan agar tidak memberikan tekanan terhadap fiskal maupun keuangan BUMN dan mengurangi distorsi ekonomi yang berdampak negatif bagi perekonomian jangka panjang.
"Salah satu langkah yang dilakukan adalah mengembangkan berbagai alternatif innovative financing, seperti sekuritisasi aset, Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA), Komodo Bond, kerjasama dengan investor strategis serta meningkatkan sinergi antar BUMN," tegasnya.
Berbagai langkah tersebut dilakukan untuk menjaga kesehatan keuangan BUMN, serta menjaga tata kelola dan transparansi BUMN. Hal ini berhubungan dengan peran BUMN sebagai penggerak perekonomian nasional. Diharapkan, perekonomian Indonesia tetap berjalan optimal dengan tetap menjaga corporate governance yang baik.
Sebagai informasi, harga minyak dunia naik pada akhir perdagangan Kamis pagi WIB (30/5/2018), disebabkan oleh indeks dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya.