Faktor cuaca dan iklim mungkin membuat beberapa petani bawang putih tak bisa menghasilkan panen bawang yang melimpah. Hal itu memicu semakin tingginya harga bawang putih di pasaran, dan membuat beberapa oknum pedagang memilih untuk mengimpor bawang putih.
Hal itu tentunya sangat merugikan bagi negara. Sebab, dengan adanya impor bahan mentah maupun barang dari luar negeri bisa mengurangi devisa negara. Apalagi saat ini nilai rupiah dikatakan melemah di perdagangan yang hampir mencapai Rp13.800 per USD.
Harga bawang putih yang meroket itu awalnya terjadi sejak pekan kedua bulan Februari 2018. Menurut penelusuran, pada Senin (5/3/2018), harga bawang putih di Jakarta mencapai Rp 45.750 per kilogram.
Rupanya, kenaikan harga bawang putih tersebut dimanfaatkan oleh oknum importir untuk meraup keuntungan.
Pelaksana Tugas Direktur Tertib Niaga Ditjen PTKN Kemendag RI, Veri Anggrijono mengatakan bahwa pihaknya saat ini sudah menemukan salah satu importirnya. Menurutnya, importir itu sudah berupaya mengelabui petugas dengan cara mencantumkan bibit pada PIB. Namun, pada kenyataannya bawang putih impor tersebut dijual ke pasaran.
Sejak awal memang Petugas Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tata Niaga (Ditjen PTKN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI menduga terjadi pelanggaran administrasi aturan pengiriman bawang putih di Pasar Induk Kramatjati Jakarta Timur pada Jumat (2/3), usai menyelidiki 8 kontainer bawang putih impor yang diduga ilegal atau menyalahi aturan administrasi.
Very mengaku, petugas telah mengamankan 250 karung bawang putih dari jumlah total pengiriman sebanyak delapan kontainer atau 13.000 karung.
Sementara, di daerah lainnya akan dilakukan penelusuran sisa barang bukti bawang putih tersebut karena harumnya telah tersebar pada sejumlah daerah seperti Medan Sumatera Utara dan Malang Jawa Timur.
Menurut laporan, Kemendag tidak memiliki aturan tentang impor benih, terlebih belum mengeluarkan izin impor bawang putih. Namun petugas menemukan pola pengiriman bawang putih dengan modus izin bibit.
Di Indonesia sendiri, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat luas lahan pertanian bawang putih pada tahun 2016 mengalami penurunan mencapai 2.407 hektare, sementara pada tahun 2015 seluas 2.563 hektare. Dengan penurunan sebesar 6,09 %.