Lampuhijau.com - Ketua Presidium 212 Slamet Ma'arif menegaskan, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) akan menghadiri reuni alumni 212 di tugu Monumen Nasional (Monas). Slamet yang juga menjabat sebagai juru bicara FPI menerangkan bahwa hal itu sudah terkonfirmasi.
"Iya Insya Allah HRS datang," kata Slamet, Senin (27/11).
Tak hanya Habib Rizieq, dirinya juga menjelaskan, sejumlah tokoh politik dan ulama akan hadir dalam acara yang mengangkat tema "Mempererat Ukhuwah Islamiyah Menuju Kebangkitan Islam di Indonesia" itu.
"Insya Alloh Pak Amien Rais dan sejumlah ulama yang ada saat aksi 212 di tahun 2016 akan hadir juga saat reuni nanti. Kami juga tergetkan jutaan massa akan hadir di acara tersebut," terangnya.
Terkait dengan perizinan acara dan pengamanan dari pihak kepolisian, kata Slamet, sudah dipersiapkan secara matang. Sehingga acara nanti bisa terlaksana tanpa ada kendala.
"Sudah (perizinan). Kalau Monas yang memberi izin gubernur. Sedangkan kepolisian hanya mengamankan saja," ujarnya.
Bahkan, lanjutnya, perizinan itu juga sudah dilakukan untuk kegiatan lain, seperti halnya Tausiah Kebangsaan yang pada Minggu (26/11) malam dilaksanakan di Monas yang juga dihadiri oleh sejumlah tokoh politik dan ulama.
"Perizinan sama seperti seperti acara semalam (Tausiah Kebangsaan), terus tanggal 30 November bersama Majelis Nurul Musthofa dan tanggal 1 Desember bersama Majelis Rasulullah nanti. Jadi saya yakini untuk reuni setahun aksi 212 gak ada masalah," bebernya menambahkan.
Terpisah, Damai Hari Lubis, kuasa hukum Habib Rizieq mengaku tidak mengetahui soal rencana kepulangan HRS, terutama untuk mengikuti peringatan 1 tahun gerakan aksi 212 di Silang Monas nanti.
"Kalau saya ditanyakan tentang kemungkinan kebenaran HRS kembali dan ikut acara memperingati 1 tahun 212 saya tidak mengetahuinya. Karena saya tidak mempunyai informasi tersebut secara langsung," kata Hari Lubis.
Dirinya menegaskan, HRS akan hadir jika memang sudah ada kesepakatan bahwa tidak ada upaya kriminalisasi terhadap dirinya. "HRS akan kembali ke tanah air bila sudah ada kesepakatan secara hukum dan tertulis serta mengikat yang dihasilkan atas dasar musyawarah nasional antara para penguasa eksekutif tertinggi, dengan para ulama yang ditunjuk khusus oleh HRS demi kepentingan seluruh bangsa Indonesia dan pembangunan hukum serta ketahanan nasional," tegasnya.
Meski begitu, lanjutnya, jika memang kehadiran HRS sudah ada yang memastikan, dirinya mengaku tak bisa menampiknya. "Apa yang tidak mungkin. Mungkin ada yang lebih tahu informasi tersebut dari saya," tambahnya.
Sementara, Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Hidayat Nur Wahid mengaku akan turut meramaikan acara tersebut. Dirinya yang juga turut menjadi orator pada saat aksi 212 setahun yang lalu itu menerangkan, acara reuni nanti sebagai bentuk lanjutan silaturahim dari suatu aksi paling aman sepanjang sejarah Republik.
"Aksi 212 di tahun 2016 telah menunjukan bahwa umat Islam cintai damai, tertib dan taat hukum. Semoga acara peringatan setahun nanti menjadi pengingat dan contoh dalam kehidupan berbudaya di negeri ini," ujar wakil ketua Dewan Syuro DPP PKS.