Lampu Hijau -Teka-teki yang selama ini belum terpecahkan di tubuh PDI Perjuangan, siapa pasangan calon gubernur-wakil gubernur NTT yang bakal diusung akhirnya terungkap kemarin (6/11). Partai berlambang Banteng besutan Megawati Soekarnoputri itu akhirnya menjatuhkan pilihan pada duet Marianus Sae dan Emelia Julia Nomleni. Marianus merupakan Bupati Ngada saat ini. Sedangkan Emelia yang akrab disapa Emy Nomleni ini merupakan mantan anggota DPRD NTT yang kini menahkodai DPC PDI Perjuangan Kabupaten TTS.
Kepastian pengusungan nama pasangan cagub-cawagub PDI Perjuangan dan mitra koalisinya ini dibenarkan salah satu fungsionaris PDI Perjuangan yang tak lain adalah Anggota DPR RI, Herman Herry
Herman bahkan mengatakan, pengumuman pasangan calon PDIP dan parpol koalisinya ini segera dilakukan dalam pekan ini, di DPP PDI Perjuangan Jakarta, Sabtu (11/11).
"Jadi PDIP sudah memastikan mengusung duet Marianus Sae-Emy Nomleni, dan sudah dijadwalkan peresmian pasangan ini akan dilakukan di Jakarta tanggal 11 November nanti," jelas politisi yang akrab disapa HH ini.
Saat ditanya apa alasan DPP memilih Marianus-Emy, HH mengatakan bahwa pilihan yang dilakukan partai merupakan pilihan yang rasional dengan mempertimbangkan segala aspek, bisa diterima rakyat se-Flobamora, dan yang tak kalah penting, PDIP telah mengambil langkah yang baik untuk NTT, yakni mengajukan calon pemimpin keterwakilan perempuan.
HH yang oleh DPP PDIP ditugaskan bersama Ketua Bappilu DPP PDIP, Bambang DH dan Andreas Hugo Parera untuk menggodok pencalonan para bakal calon dari NTT menjelaskan, apa yang diputuskan PDIP tidak asal jadi, namun sudah melalui beberapa kajian. Salah satunya adalah mempelajari secara cermat hasil survei yang dilakukan DPP PDI Perjuangan juga lembaga survei independen. Atas pertimbangan-pertimbangan dan kajian tersebut, DPP PDI Perjuangan memantapkan hati dan memutuskan mengusung Marianus-Emy Nomleni dengan sebuah keyakinan bahwa pasangan calon ini pasti memenangkan kontestasi Pilgub NTT 2018 nanti. "Ini paket bagus dan pasti menang. Paket yang sangat rasional untuk kepentingan rakyat Flobamora. Usia mereka masih cukup muda dan energik untuk bekerja keras bersama rakyat Flobamora. Kepentingan kaum perempuan di NTT akan dan pasti terakomodir," urai HH.
Sebagaimana informasi terpercaya di internal DPP PDIP, untuk sampai pada dua nama ini melalui pembahasan yang alot. Hingga pada dua pertemuan terakhir, yakni pada Senin (30/10), dimana tim Desk Pilkada DPD PDIP NTT, yang beranggotakan Nelson Matara, Yunus Takandewa, Viktor Mado Watun, Niko Frans melakukan pertemuan dengan salah satu pimpinan DPP PDIP, Andreas Hugo Parera. Selanjutnya keesokan harinya, Selasa (31/10), lagi-lagi tim Desk Pilkada DPD PDIP NTT yang beranggotakan Nelson Matara, Yunus Takandewa, Viktor Mado Watun, Niko Frans, dan Cendana Abubakar melakukan pertemuan finalisasi dengan Ketua Bappilu DPP PDIP, Bambang DH dan Herman Herry. Hasil dari dua pertemuan ini, diperoleh kesepakatan untuk mengusung duet Marianus Sae-Emelia J. Nomleni.
Diberitakan sebelum, PDIP menjanjikan kejutan di Pilgub NTT. Dan kejutan itu akhirnya terwujud dengan keluarnya nama Marianus-Emy Nomleni. Untuk diketahui, nama Emy Nomleni sebelumnya tak pernah tersentuh dalam urusan Pilgub. Emy bahkan dipersiapkan untuk bertarung di Pilkada TTS melalui jalur perseorangan karena PDIP di TTS tak memiliki keterwakilan di parlemen.
Keputusan ini menarik lantaran PDIP dinilai telah membuat keputusan di luar tradisinya memrioritaskan kader dalam kontestasi pilkada.
Bagaimana tidak, ada 12 balongub yang disurvei PDIP. Dari 12 nama itu ada nama-nama beken seperti Kristo Blasin, Raymundus Fernandes, Ayub Titu Eki, Ibrahim A. Medah, Marianus Sae, Honing Sani, Robert Soter Marut, Daniel Tagu Dedo, Hery Wadu, dan beberapa calon lainnya.
Dari informasi yang berhasil digali dilingkungan DPP PDIP, nama Marianus tiba-tiba mencuat ke atas setelah beberapa lembaga survei independen merilis hasil surveinya. Nama Bupati Ngada dua periode itu terus melejit tingkat elektabilitasnya.
Marianus dipilih lantaran sosok ini selama 10 tahun terakhir jauh dari pertarungan dan konflik politik Pilgub NTT. Ini juga disebut menjadi salah satu poin penting yang dipertimbangkan DPP PDIP, selain hasil survei internal.
Mengapa memilih Emelia, bukan Ibrahim Medah atau Daniel Tagu Dedo yang tentu memiliki sejumlah keunggulan? Sumber diinternal PDI Perjuangan menyebut, Emy merupakan sosok perempuan, punya pengalaman dalam berpolitik, dan memiliki kekuatan tersembunyi dalam mendulang banyak suara atau dukungan di TTS dan daratan Timor umumnya.
Kapabilitas politisi senior perempuan yang satu ini memang tidak diragukan lagi. Ia sudah malang melintang di berbagai organisasi dan konsen memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak. Ini salah satu faktor yang dipercaya ikut mendongkrak popularitas dan elektabilitasnya. Emilia diyakini tidak saja mampu mewakili kaum perempuan, tapi juga mampu meredam isu pertarungan antara figur-figur tua asal Timor di Pilgub NTT. Ia bahkan dianggap sebagai fasilitator juga pendingin di antara pertarungan figur-figur yang sudah terlalu lama berkecimpung di dunia politik namun belum berhasil.
Bagaimana dengan koalisi, karena PDIP jelas tak bisa mengusung sendiri calonnya sebab tak memenuhi syarat pengajuan calon. Di internal DPP PDIP menyebutkan bahwa pembicaraan dengan PKB sedang dalam tahap finalisasi, dan mengarah kepada kesepakatan untuk menetapkan Marianus dan Emy sebagai pasangan calon.
Terpisah, Ketua DPD PDIP NTT, Frans Lebu Raya yang dikonfirmasi usai rapat paripurna DPRD Provinsi NTT, kemarin, mengatakan belum mengetahui penetapan pasangan calon gubernur-wakil gubernur dari PDIP oleh DPP PDIP di Jakarta. Bahkan, ketika ditanya wartawan soal duet Marianus Sae-Emelia Nomleni yang sudah viral di media sosial, Lebu Raya balik bertanya. "Dengar dari siapa. DPP siapa yang bilang?" kata Lebu Raya.
Ia mengaku DPD PDIP NTT belum mendapat informasi tentang penetapan cagub-cawagub dari PDIP.
Informasi terkait keputusan DPP PDIP menetapkan cagub dan cawagub sebelumnya juga disampaikan Sekretaris DPP PDIP Provinsi NTT Nelson Obed Matara, usai mengikuti rapat lanjutan di DPP PDIP, Selasa (31/10) malam lalu. "Tadi sudah diputuskan, tapi masih menunggu waktu yang tepat untuk diumumkan," kata Nelson.
Namun informasi itu dibantah Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPP PDIP Bambang Dwi Hartono dengan mengatakan, pihaknya masih mematangkan keputusan mengusung cagub dan cawagub NTT.
"Belum ada putusan. Masih dimatangkan dan kita survei lagi. Survei bisa berkali-kali tergantung kebutuhan," kata Bambang, Selasa (31/10) lalu.
Mengenai finalisasi koalisi PDIP dengan PKB di Pilgub NTT, sebagaimana disampaikan Nelson Matara kepada Koran ini di Kupang belum lama ini, juga dibantah Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding.
"Saya belum dapat informasinya malah (finalisasi koalisi PDIP-PKB). Sedang kita bangun komunikasi dengan semua pihak," singkat Karding saat dikonfirmasi, Selasa (31/10).
Sementara Ketua DPP PKB, Anton Doni Dihen yang dikonfirmasi Koran ini kemarin, juga mengatakan belum ada kesepakatan untuk menfinalkan koalisi PDIP-PKB. "Keputusan resmi koalisi belum diambil. Di PKB masih ada tahap fit and proper test, juga penyelarasan-penyelarasan semangat dan kepentingan," kata Anton.