Dalam era pembangunan berkelanjutan, tugas menjaga lingkungan hidup selalu menjadi tantangan besar khususnya bagi pemerintah daerah seperti Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jember (DLH Jember). Pengelolaan sampah, pemantauan kualitas udara dan air, serta pemberdayaan masyarakat menjadi sejumlah fokus utama instansi ini.
Profil Singkat DLH Jember
DLH Jember adalah instansi pemerintah daerah yang dibentuk untuk mengelola urusan lingkungan hidup di wilayah Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Alamat kantornya berada di Jl. Supriadi No. 52, Ds. Patemon, Kec. Pakusari, Kabupaten Jember.
Instansi ini memiliki kewenangan dalam pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan, pengelolaan sampah, edukasi lingkungan, serta fasilitasi partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Program Unggulan yang Sudah Dijalankan
DLH Jember telah melaksanakan berbagai program unggulan yang menjangkau banyak aspek lingkungan hidup. Beberapa antaranya :
- Pengelolaan sampah menjadi bahan bakar padat (BBJP) bekerja sama dengan pihak terkait, sebagai salah satu solusi untuk mengurangi volume sampah dan mempergunakan kembali limbah.
- Program “Kampung Iklim”, yakni edukasi dan pelibatan masyarakat dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat lokal.
- Edukasi pengolahan sampah plastik dan kegiatan sosial lainnya seperti penanaman pohon mangrove, bersih pantai dan sungai, serta aksi lingkungan di sekolah dan masyarakat. Sebagai contoh, DLH Jember memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan kampanye “Pulihkan Bumi Kita”, menargetkan pengurangan sampah dan penghijauan.
Pemantauan kualitas udara lewat pemasangan alat passive sampler di empat lokasi strategis yang mencerminkan kawasan perumahan, industri, dan lalu lintas padat.
Hal ini menunjukkan komitmen DLH Jember terhadap data ilmiah lingkungan. Pemkab Jember
Pencapaian dan Intervensi Nyata
DLH Jember melakukan intervensi nyata di lapangan yang dapat langsung dirasakan oleh masyarakat. Beberapa contoh :
- Selama rangkaian acara besar seperti Jember Fashion Carnaval (JFC) 2025, DLH turun tangan secara langsung dalam pengelolaan kebersihan, bekerja sama dengan relawan dan pelajar memastikan bahwa ruang publik menjadi bersih usai acara.
- Aksi bersih‑bersih di jalan M. Yamin melibatkan sekitar 100 personel DLH yang mengangkut sekitar 8,2 ton sampah yang menumpuk di tepi jalan menunjukkan kesiapan dan respons cepat instansi ini.
Data lingkungan dipublikasikan melalui kanal PPID Kabupaten Jember, menunjukkan keterbukaan DLH Jember dalam menyajikan informasi publik terkait kegiatan, data kualitas lingkungan, serta pengelolaan sampah.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun telah melakukan banyak hal positif, DLH Jember masih menghadapi tantangan nyata dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan berkelanjutan :
- Volume sampah sehari‑hari yang masih sangat besar. Misalnya, dalam kampanye “Pulihkan Bumi Kita” disebutkan bahwa sampah yang masuk ke TPA Pakusari sekitar 180 ton per hari, namun volume total sampah di Kabupaten Jember bisa mencapai 800 ton per hari. Ini menunjukkan banyak sampah yang belum tertangani secara formal. Pemkab Jember
- Personel dan sumber daya manusia. Saat ini terdapat masalah dengan tenaga non‑ASN (honorer) di DLH Jember yang dirumahkan akibat kebijakan penataan ASN, di mana sekitar 336 tenaga honorer dirumahkan pada Februari 2025. Hal ini jelas berdampak pada pelayanan pengumpulan dan pengangkutan sampah.
- Kebutuhan data dan pemantauan lingkungan yang terus meningkat. Pemantauan kualitas udara memang telah dilakukan, namun tantangan tetap ada dalam hal cakupan, frekuensi, dan tindak lanjut kebijakan berdasarkan data tersebut.
- Partisipasi masyarakat yang perlu terus digali dan ditingkatkan. Kebersihan lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, melainkan juga tanggung jawab bersama. Program edukasi sudah ada namun perlu lebih kuat penetrasinya ke tingkat komunitas dan rumah tangga.
Harapan dan Arah Pengembangan ke Depan
Melihat program, pencapaian, dan tantangan yang ada, ada sejumlah arah pengembangan yang dapat diharapkan dari DLH Jember :
- Meningkatkan keterlibatan masyarakat secara nyata: misalnya melalui program bank sampah, komunitas pengelola lingkungan, dan kampung iklim yang aktif. Dengan demikian, pengelolaan sampah dan lingkungan tidak hanya bersifat top‑down tetapi juga bottom‑up.
- Memperkuat sistem pemantauan lingkungan yang terintegrasi baik udara, air, tanah, dan sampah yang datanya dapat diakses publik secara transparan untuk mendorong akuntabilitas dan respons cepat.
- Memperkuat kolaborasi antar sektor: pemerintah daerah, swasta, akademisi, dan komunitas lingkungan hidup. Misalnya pengembangan teknologi pengolahan sampah, kerja sama terkait energi terbarukan dari limbah, serta kampanye hijau yang menarik generasi muda.
- Peningkatan kapasitas dan sumber daya manusia di instansi. Dengan SDM yang cukup dan terlatih, DLH Jember akan lebih mampu menghadapi beban tugas yang semakin kompleks. Termasuk penanganan persoalan seperti perubahan iklim, polusi udara, dan pengelolaan limbah B3.
- Transformasi budaya lingkungan di masyarakat: melalui pendidikan sejak sekolah dasar, kampanye massal, dan penerapan kebijakan yang mendukung seperti larangan pembakaran sampah sembarangan, pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, serta penghijauan kawasan.
DLH Jember memainkan peran krusial dalam menjaga dan mengelola lingkungan hidup di Kabupaten Jember. Dengan berbagai program unggulan, intervensi nyata, dan komitmen yang terlihat di lapangan mulai dari pemantauan kualitas udara hingga aksi bersih ruas jalan instansi ini menunjukkan bahwa isu lingkungan hidup bukan sekadar wacana. Namun, tantangan tetap besar terutama terkait volume sampah, sumber daya manusia, dan partisipasi masyarakat.
Untuk mewujudkan hidup yang bersih, sehat, dan lestari, diperlukan sinergi antara DLH Jember, pemerintah daerah, sektor swasta, komunitas, dan masyarakat secara umum. Dengan demikian, lingkungan bukan hanya bagian dari pembangunan, tetapi menjadi fondasi untuk kesejahteraan jangka panjang dan kualitas hidup yang lebih baik.