LampuHijau - Hari ini, 5 November 2017, di masyarakat Inggris mengenang Guy Fawkes (nama asli Guido Fawkes), pria bertopeng yang merupakan salah satu konspirator dari kelompok ekstremis Katolik Roma. Guy Fawkes Day dirayakan untuk memperingati kegagalan komplotan Katolik yang meledakkan gedung parlemen Inggris.
“Pada tanggal 5 November, saat orang-orang di luar berteriak ‘Guy Fawkes for ever’ dan anak laki-laki kecil bertopeng menunggangi keledai yang dibuat dengan cerdik dan semuanya gegap-gempita, Heinrich kecil lahir. Kami memanggilnya ‘Fawkes Kecil’ untuk menghormati seorang konspirator hebat,” kenang Jenny Marx, seperti dikutip dari buku Karl Marx: His Life and Thought yang disusun oleh David McLellan.
Inggris menjadi tempat yang memberi kenangan tersendiri bagi keluarga Karl Marx. Selain British Library yang menjadi tempat favorit Marx meneliti dan menulis, termasuk karya kunci seperti Das Kapital, di Inggris pula pada suatu malam di sebuah flat berkamar dua di Jalan Kings, Chelsea, istrinya, Jenny von Westphalen melahirkan anak keempat.
Konon, Guy Fawkes ketahuan bersembunyi di ruang bawah tanah gedung parlemen Inggris. Laki-laki kelahiran 13 April 1570 tersebut ditangkap basah sedang mencoba menyulut bubuk mesiu yang akan meledakkan gedung serta orang-orang yang berada di dalamnya, termasuk Raja Inggris James I.
Guy Fawkes dan beberapa rekannya berencana meledakkan bubuk mesiu di gedung parlemen Inggris yang terkenal sebagai Plot Bubuk Mesiu (Gunpowder Plot). Guy Fawkes tertangkap, anggota komplotan lainnya pun diburu dan dieksekusi mati.
Salah satu alasan Guy Fawkes melakukan hal itu adalah James I (raja Inggris) memiliki karakter yang tidak tegas. James I ingin melonggarkan beberapa hukum yang dianggap anti-Katolik, tapi James I tidak dapat berbuat banyak saat parlemen menolaknya. Tak heran kelompok katolik tetap marah, hingga merencanakan Gunpowder tersebut.
“Orang-orang Protestan juga pasti marah dengan pembunuhan itu, dan saya yakin banyak orang akan main hakim sendiri untuk membalas dendam. Tidak sulit membayangkan letusan kerusuhan anti-Katolik di seluruh negeri Inggris,” ucap Fitzgibbon penulis buku berjudul A Short History of London, The Queen and The Gunpowder Plot: History In An Hour.
Setiap 5 November malam, orang-orang Inggris menyalakan kembang api untuk memperingati peristiwa tersebut. Ketika kilauan percikan api bertebaran di langit, anak-anak dengan berbagai kostum berarak-arakan di jalan, seperti perayaan tahun baru. Pada hari itu orang-orang di negeri Elizabeth memperingati Hari Guy Fawkes. Tradisi ini berlangsung hingga abad ke-21. Topeng Guy Fawkes juga dijadikan "wajah" para hacktivist yang dikenal dengan nama Anonymous.