Lampuhijau.com - Partai Golkar melalui surat keputasan atau surat rekomendasi yang ditandatangani oleh Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto, mengusung Ridwan Kamil dan Daniel Muttaqien sebagai Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jawa Barat 2018. Keputusan ini ternyata membuat kader Golkar di daerah bergejolak memberikan respon negatif dengan alasan selama ini Partai Golkar selalu mengusung kader partai terbaiknya di Pilkada.
Kader Partai Golkar cenderung mendukung Dedi Mulyadi yang sudah jelas menjadi kader terbaik Partai Golkar, apalagi Dedi Mulyadi mempunyai jabatan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat yang juga sebagai Bupati Purwakarta.
Gejolak kader bawah Golkar ini ditambah lagi sejak ditahannya Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto oleh KPK terkait kasus korupsi E-ktp. Kader Golkar beranggapan bahwa dengan tertangkapnya ketu umumnya membuat elektabilitas Golkar semakin menurun, ditambah jika kader bawah Golkar tidak mau mendukung Ridwan Kamil, sudah bisa dipastikan Golkar kalah di Pilkada Jabar 2018.
Menanggapi gejolak kader Golkar dari bawah, salah satu Petinggi Partai Golkar, Agung Laksono akan melakukan evaluasi terhadap dukungan Partai Golkar terhadap Ridwan Kamil. Agung beranggapan jika kader bawah Golkar tidak solid dan mendukung pasangan yang diusung Golkar, dikhawatirkan kader Golkar akan berubah dukungannya.
"Kami akan mengevaluasi sepanjang tidak ada persoalan", jelas Agung. Hanya masalahnya, lanjut Agung, Golkar hingga kini masih berkomitment menjalankan keputusan yang telah diambil sebelumnya. "Pada dasarnya semua yang sudah diputuskan tidak ada perubahan kecuali ada hal-hal khusus tadi", tambah Agung.
Partai Golkar saat ini sedang mempersiapkan Munaslub yang rencananya akan diadakan bulan Desember ini untuk memilih calon ketua umum Golkar pengganti Setya Novanto yang sudah menjadi tahanan KPK.
