LampuHijau - Setelah hampir 12 jam baku tembak, polisi Somalia akhirnya berhasil melumpuhkan militan Al Shabab yang menyerang Hotel Nasahablod Two di Mogadishu. Serangan yang berlangsung sejak Sabtu (28/10) itu telah merenggut setidaknya 29 nyawa. Sebanyak 12 orang di antaranya merupakan petugas kepolisian.
Tiga militan ditangkap hidup-hidup, tapi dua lainnya lebih memilih meledakkan diri setelah dilumpuhkan oleh polisi. Ada dugaan, beberapa lainnya berhasil melarikan diri dengan cara membaur bersama penghuni hotel yang dievakuasi.
Kelompok militan sadis itu awalnya menyerang pintu gerbang hotel dengan bom mobil pada Sabtu (28/10) pukul 17.00 waktu setempat. Bom kedua meledak di dekat bekas gedung parlemen yang letaknya berdekatan dengan hotel. Para polisi yang berjaga di dekat hotel langsung tewas. Dengan cepat mereka berhasil menaklukkan pasukan keamanan hotel dan menyerbu ke dalam.
"Jumlah korban jiwa mungkin bertambah," ujar Abdullahi Nur, salah seorang petugas kepolisian di Mogadishu, kemarin (29/10). Polisi belum selesai menyusuri semua sudut hotel untuk mencari para korban. Kepada media, Nur mengungkapkan kebrutalan militan Al Shabab. Seorang perempuan yang bernama Madobe Nunow dipenggal, sedangkan tiga anaknya ditembak mati. Al Shabab mengklaim hanya tiga anggotanya yang tewas.
Proses evakuasi korban luka tidak bisa dilakukan dengan cepat. Direktur Amin Ambulances Abdikadir Abdirahman mengungkapkan, akses menuju lokasi kejadian ditutup oleh pasukan keamanan. "Setelah operasi di hotel selesai, kami ingin memindahkan korban luka, tapi semua jalan masuk ke lokasi ditutup oleh pasukan keamanan," ujarnya.
Lokasi Hotel Nasahablod Two memang dekat dengan Istana Kepresidenan Somalia. Banyak pejabat pemerintahan yang memilih tinggal di hotel-hotel dengan pengamanan ekstra seperti Nasahablod Two dengan alasan keamanan. Tapi, hotel-hotel semacam itu justru beberapa kali jadi sasaran serangan.
Serangan di Mogadishu menunjukkan bahwa pasukan keamanan Somalia masih lemah. Buktinya, militan bisa menyerang ibu kota negara. Serangan kali ini hanya berjarak dua pekan dari bom kembar yang mengguncang persimpangan Mogadishu Sabtu (14/10). Saat itu, lebih dari 358 orang tewas dan 58 lainnya hilang. Itu menjadi serangan paling mematikan dalam sejarah Somalia sejak 2007 ketika militan Al Shabab mulai muncul. Al Shabab tidak mengklaim serangan tersebut, tapi metode serangan sama dengan yang biasa mereka lakukan. (Reuters/BBC/sha/c6/any)