Sebentar lagi, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Budi Waseso akan memasuki masa pensiun pada Maret mendatang. Pria yang akrab disapa Buwas itu menjabat di BNN sejak 8 September 2015.
Seperti sapaan akrabnya, Buwas dengan garang mengungkap kasus-kasus kakap selama dirinya menjabat. Dengan tegas, ia meminta agar para bandar narkoba dihukum mati. Buwas menginginkan adanya tim penembak misterius (Petrus) untuk ditempatkan di wilayah-wilayah perbatasan yang kerap dijadikan jalur masuk narkoba dari negara lain.
Buwas sendiri mengaku sudah menyampaikan surat mengenai kriteria penggantinya yang kira-kira menjadi pedoman ke Presiden Joko Widodo. Ia berharap penggantinya berasal dari instansi BNN, supaya tidak dimulai dari nol lagi. Karena, biasanya pegawai BNN sudah mengetahui sistem kerja dan bisa mengatasi masalah pemberantasan narkoba.
Sebelum pensiun, ia juga menginginkan adanya lembaga pemasyarakatan khusus narkoba. Ia membidik Pulau Madura yang tak berpenghuni sebagai penjara khusus, yang harus dijaga binatang-binatang buas seperti buaya dan ikan piranha.
Sementara itu, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane meminta calon pengganti Buwas harus lebih galak lagi. Jangan sampai pemberantasan narkoba menurun dengan bergantinya kepemimpinan. Pasalnya Indonesia sudah darurat narkoba.
Jika nantinya BNN tidak ada gebrakan, Neta khawatir BNN akan dikangkangi bandar narkoba. Neta menetapkan standar kepemimpinan secara prestasi harus lebihi Buwas. Standar baku yang baru juga harus lebih ganas. Selain soal penindakan ke bandar, Neta juga berpesan agar pengganti Buwas tegas ke internal. 'tikus-tikus' mengutil barang sitaan BNN. Kita harapkan benar-benar bisa jadi penyapu maraknya narkoba di Indonesia.
Sebab, mantan Kabareskrim Polri itu pernah mengancam akan menembak anggota BNN yang terlibat persekongkolan dengan pengedar maupun bandar narkoba dengan senjatanya sendiri. Ia mencap anggota tersebut sebagai pengkhianat.