Semarang kini menjadi destinasi wisata bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Pasalnya, dari wisata sejarah, kesenian, hingga budayanya memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan di propinsi tersebut.
Salah satunya adalah Desa Wisata Kandri. Dilansir dari hellosemarang.com, Sabtu (20/1/2018), sebelum mengenal lebih jauh lagi tentang Desa Wisata Kandri ini, kita harus tahu terlebih dahulu mengapa Kandri ini disebut sebagai Desa Wisata. Sejatinya yang dinamakan dengan Desa Wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang memiliki beberapa karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Di kawasan ini, penduduknya masih memiliki tradisi dan budaya yang relatif masih asli. Selain itu, beberapa faktor pendukung seperti makanan khas, sistem pertanian dan sistem sosial turut mewarnai sebuah kawasan desa wisata. Di luar faktor-faktor tersebut, alam dan lingkungan pun masih asli dan terjaga merupakan salah satu faktor terpenting dari sebuah kawasan tujuan wisata.
Desa Kandri terletak di kecamatan Gunung Pati, berada di ujung barat kota Semarang. Letaknya yang berada di dataran tinggi, mempunyai hawa yang sejuk karena berada di dekat gunung Ungaran. Jika diakses menggunakan kendaraan pribadi kurang lebih 30-45 menit dari pusat Kota Semarang.
Desa Wisata Kandri memiliki obyek wisata yaitu ada Goa Kreo dan juga Waduk Jatibarang. Dari kedua obyek wisata tersebut, Goa Kreo adalah objek wisata yang konon masih berkaitan erat dengan cerita sejarah proses pembangunan Masjid Demak oleh Sunan Kalijaga. Sedangkan Waduk Jatibarang sendiri adalah waduk buatan yang sengaja dibentuk untuk meningkatkan potensi wisata yang ada di Desa Kandri tersebut.
Seni Budaya tradisional juga termasuk ke dalam satu atraksi wisata yang diunggulkan di Desa Kandri. Aktivitas memamerkan budaya tradisional ini juga menjadi perhatian bagi pemerintah setempat dengan terus melakukan pembinaan secara rutin untuk menggali kekayaan lokal yang bisa ditampilkan dalam sebuah acara pagelaran budaya ataupun bagi pengunjung wisata di Desa Kandri.
Luas wilayah Desa Wisata Kandri adalah 245,490 ha. Yang terbagi menjadi 4 RW dan total ada 26 jumlah RT. Dari keempat RW tersebut mempunyai ciri khasnya masing-masing. Di RW I, ada yang namanya wisata edukasi yang akan dijadikan sebagai kampung Inggris dan pendidikan alam. Di RW II sebagai arena perkebunan yang dilengkapi dengan aneka buah, serta bisa dijadikan sebagai tempat untuk outbond. Kemudian, di RW III sebagai kawasan budaya, sebelumnya untuk pementasan kesenian berupa wayang kulit, wayang suket, ketoprak, jathilan, dan kesenian lesung. Terakhir, di RW IV yang banyak dihuni warung makanan khas berpotensi sebagai wisata kuliner, dengan aneka makanan yang sering dijual meliputi kripik kulit pisang dan nasi kera.
Hingga saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang terus menggenjot optimalisasi desa wisata. Untuk mewujudkan hal itu, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi berjalan kaki berkeliling Kelurahan Kandri mengecek kondisi lingkungan Desa Wisata Kandri, Gunungpati, Kota Semarang, pada Jumat (19/1/2018). Ia terlihat sesekali berhenti di beberapa titik daya tarik wisata Kelurahan Kandri, yang sejak tahun 2012 ditetapkannya sebagai Desa wisata melalui SK Wali Kota Semarang No. 690/211 Tahun 2012.
Salah satu titik daya tarik wisata tersebut adalah spot foto salju, awan, dan sakura yang terletak di Dusun Talun Kacang, Kandri. Bahkan di spot foto salju, awan, dan sakura tersebut, Hendi, panggilan akrabnya, menyempatkan diri berfoto untuk diunggah di sosial media.
Menurutnya, spot-spot foto yang menarik seperti ini memang penting diperbanyak sebagai upaya menarik wisatawan dan terkait dengan topografinya yang unik. Sebab, menurut survei yang dilakukan oleh sebuah startup yang bergerak di bidang pariwisata, disebutkan bahwa 2/3 wisatawan tertarik datang ke sebuah tempat karena tempatnya instagrammable. Dari situlah, tentunya para startup wisata juga harus menyesuaikan dengan gaya hidup yang dilakukan masyarakat saat ini,
Dengan beragam potensi yang sudah ada, saat ini yang dibutuhkan adalah ide-ide kreatif dari masyarakat sebagai penggerak utama pariwisata. Masyarakat diminta terus mengembangkan kreativitas dan inovasi untuk mengemas keunikan topografi Desa Wisata Kandri sebaik mungkin.