Handphone, si kecil yang sakti. Bisa mengalihkan berbagai hal hingga jutaan mata hanya tertuju padanya. Dan hebatnya lagi, jutaan mata tersebut adalah mata dari orang-orang dalam berbagai usia. Banyak orang yang cemburu padanya, suami pada istrinya, istri pada suaminya, anak pada orangtuanya, orangtua pada anaknya, tante pada keponakannya, keponakan pada tantenya, A pada B, B pada A. Sungguh tak terhitung berapa sudah orang yang dibuat cemburu karena kehadiran si kecil ini.
Emang apa sih kesaktiannya hingga perhatian orang semua tertuju padanya dari waktu ke waktu, selang beberapa saat pasti mengeceknya. Sebegitu butuh perhatiannya kah dia? Yuk, kita lihat apa sih kesaktian si kecil yang bernama handphone ini!
Ceritanya, si kecil ini bisa membuat jauhnya jarak antar orang tidak berarti lagi. Dengan si kecil, kita bisa berkomunikasi dengan orang lain, tak terpengaruh betapa jauh dia berada. Kita bisa berkomunikasi lewat video, telepon, atau pesan tertulis. Oh saling mengirim video dan foto pun tak masalah untuk si kecil. Dia bisa melakukan semuanya!
Kesaktian selanjutnya adalah, dia bisa menyimpan berbagai berkas pekerjaan yang penting. Ketika bekerja, ia akan dibawa ke mana-mana, dia bisa dipakai untuk membuat laporan keuangan, laporan analisis, media presentasi, dan berbagai hal lain yang penting bagi pekerjaan seseorang. Selain itu berbagai berkas penting ini juga bisa dikirimkan ke orang yang membutuhkan data ini. Lihat, betapa karena alasan penting ini lah mengapa seseorang akan begitu terpukul jika si kecil miliknya hilang.
Si kecil ini juga bisa lho memberitahu kita tentang berbagai hal...mulai A hingga Z! Dia memang sungguh pintar. Mengapa ia menjadi pusat perhatian berjuta orang, karena salah satunya adalah ia merupakan pusat informasi berbagai urusan. Ketika ibu lupa resep ayam bakar, ibu tinggal menanyakan resep pada si kecil ini. Ketika ayah tersesat ketika ada tugas di luar kota, ayah juga bertanya pada si kecil ini. Begitu pula ketika kakak dan adik kesulitan mengerjakan tugas, mereka juga bisa bertanya pada pusat informasi, yaitu si kecil ini.
Si kecil memang sungguh sakti dan berbakat. Bahkan ketika kita suntuk pun, si kecil bisa menemani kita lho. Ada banyak hiburan yang ditawarkannya. Mulai dari film, games, berbagai sosial media, ada pada si kecil ini. Tak perlu suntuk berkepanjangan jika si kecil ada di tangan.
Lihatlah betapa memang beralasan ya mengapa si kecil ini bisa menjadi sumber kecemburuan. Lantas, apakah memang kita biarkan saja ini terjadi terus menerus, di mana jutaan orang hidup dengan mata selalu tertuju pada si kecil? Orang-orang melewatkan keramahan orang yang duduk di sebelah kita ketika kita di kendaraan umum, melewatkan betapa indahnya langit biru di sore yang cerah, melewatkan masa di mana anak-anak butuh didampingi ketika bermain, membiarkan teman kita yang sedang sedih begitusaja. Padahal dalam hidup, kita tetap butuh komunikasi dan interaksi secara offline alias nyata. Ketika kita terjatuh, tak bisa si kecil mengangkat kita untuk bangun. Ketika kita sakit, tak bisa si kecil mengopres dan mengganti kompresan setiap jam. Ketika kita menangis, tak bisa si kecil memeluk kita. Ketika suatu saat kita meninggal, apakah si kecil akan bisa mengurus kita? Dan ada banyak ketika lainnya yang tak bisa diberikan oleh si kecil (ternyata). Tak lain dan tak bukan yang bisa menjawab ketidakbisaan dari si kecil adalah keluarga kita...Ayah, ibu, kakak, adik, tante, om, nenek, kakek...ya, mereka lah yang bisa menjawab ketidakbiasaan si kecil, merekalah ternyata yang bisa menandingi kesaktian si kecil. Masih tegakah kita membuat keluarga kita cemburu atas kehadiran si kecil?