Sri Yunanto: Pilkada Ibarat Piala Dunia, Menang Kalah Harus Tetap Tertib

Sri Yunanto: Pilkada Ibarat Piala Dunia, Menang Kalah Harus Tetap Tertib

Nur AK
29 Jun 2018
Dibaca : 1352x
Staf Ahli Menko Polhukam, Sri Yunanto menganggap bahwa keberhasilan Pilkada tahun ini merupakan bukti sikap bangsa Indonesia yang telah mampu menjalani proses demokrasi yang sehat dan kompetitif.

Demokrasi di Indonesia semakin mendidik bangsa Indonesia untuk lebih selektif dalam memilih informasi. Hal ini dibuktikan pada pelaksanaan Pilkada Serentak yang telah digelar di 171 daerah pada Rabu (27/6/2018) kemarin, yang berjalan lancar dan aman. Selain itu, masyarakat menjadi lebih mengedepankan kepentingan bangsa ketimbang golongan.

Staf Ahli Menko Polhukam, Sri Yunanto menganggap bahwa keberhasilan Pilkada tahun ini merupakan bukti sikap bangsa Indonesia yang telah mampu menjalani proses demokrasi yang sehat dan kompetitif.

Ia mengimbau bagi kelompok yang calonnya unggul versi hitung cepat dari lembaga survei dan KPU agar tidak merayakan secara berlebihan. Demikian pula dengan masyarakat yang calonnya kalah, harus berlapang dada dan menerima kenyataan.

Yunanto juga menyarankan agar masyarakat menghindari aksi kekerasan fisik yang akan merusak demokrasi dan sendi-sendi persatuan kesatuan bangsa.

Yunanto pun mengibaratkan bahwa demokrasi seperti sepakbola. Ada kalanya menang, da nada kalanya kalah, hal inilah yang dianggap wajar dalam pertarungan. Sehingga siapapun yang terpilih dalam kontestasi demokrasi, baik itu politisi atau masyarakat umum harus menerima hasilnya dengan baik.

"Sebagaimana Piala Dunia, ada yang lolos ada yang pulang lebih dulu. Itu harus diterima. Jadi demokrasi itu tidak hanya berhenti di Pemilu, maka nanti para pendukung calon kepala daerah yang kalah harus bisa menggeser pemikirannya, bukan lagi siapa yang kita dukung, tapi agenda apa yang yang kita perjuangkan," jelas Yunanto mengingatkan.

Yunanto menilai kesuksesan demokrasi Indonesia dari tahun ke tahun sudah sesuai dengan realitas dan perkembangan zaman. Hal ini bisa kita lihat bersama-sama dari sistem Pemilu mulai dari zaman setelah Kemerdekaan, Orde Lama, Orde Baru hingga sekarang.

#Tagar Berita

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Copyright © 2025 LampuHijau.com - All rights reserved
Copyright © 2025 LampuHijau.com
All rights reserved