Hari ini aku mengamati bagaimana pembuatan kertas. Sebelum kertas berada di tangan kita, ternyata ia menjalani serangkaian proses yang cukup panjang dan melalui berbagai tempaan (dibiarkan, dipotong, dicincang, dididihkan, ditekan, dikeringkan), hingga akhirnya ia dikirimkan dari pabrik ke toko, hingga akhirnya ia bisa sampai ke tangan kita. Setelah menjalani proses yang panjang itu, akhirnya kertas bisa bermanfaat bagi orang banyak. Terbayang betapa berjuta orang mendapatkan manfaat dari kertas ini. betapa berjuta senyum yang bisa terkembang dari banyak wajah pengguna kertas. Dan jika pun kertas bisa melihat berjuta senyum itu, kira-kira apa yang ada dibenaknya? Akankah tempaan yang mungkin tidak nyaman itu bisa terbayarkan dengan ‘balasan’ senyum bahagia penggunanya.
Hal di atas mungkin seperti kisah fiksi, karena kertas tentunya bukanlah manusia. Namun, kita bisa belajar dari analogi tersebut. Hidup adalah salah satu wadah di mana manusia mengalami berbagai proses yang menempa hidupnya. Proses yang diterima oleh setiap manusia berbeda-beda. Ada yang ditempa lewat keluarganya, pekerjaannya, temannya, rekan kerjanya, kesibukan sekolahnya, dan lain sebagainya. Proses tempaan tersebut seperti dalam proses pembuatan kertas, tempaan tersebut memang untuk membuat pribadi kita bisa bertumbuh lebih baik lagi dan kemudian kita pun bisa bermanfaat untuk oranglain. Dengan kita bisa memberi manfaat bagi orang lain proses tempaan tersebut akan terbayarkan. Sakit terbayar dengan senyum, peluh terbayar dengan kebahagiaan orang lain, juga hal-hal lain yang terbayar dengan hal positif.
Jika kita yakin dengan Pencipta kita, tentunya kita juga meyakini bahwa membawa manfaat untuk lingkungan sungguhlah besar ‘balasannya’. Bukan hanya ‘balasan’ di kehidupan kita kini, namun untuk kehidupan kita kelak, kehidupan yang abadi. Jika engkau merasa lelah dengan tempaanmu, ingatlah bahwa akan ada senyum setelahnya. Dan ini akan menjadi salah satu dari sekian kenangan yang bermakna untuk dikenang.