Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi disinyalir akan mendampingi Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. Kendati demikian, Anggota Majelis Tinggi Demokrat ini menyebut semua keputusan tentang cawapres Jokowi sepenuhnya ada ditangan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
"Tetap saja itu kewenangan bapak Presiden dan juga tokoh-tokoh lain yang beliau anggap perlu untuk diajak omongan bersama, siapa yang pantas jadi Cawapres itu," ungkapnya.
Rupanya, TGB kurang mempedulikan dengan komentar dari para pengamat politik tentang pernyataannya mendukung Jokowi 2 periode tersebut. Menurut dia, alasan untuk bergabung dengan Jokowi sudah tersampaikan dengan jelas kepada publik yakni semata karena pertimbangan kemaslahatan bangsa, umat dan akal sehat agar pembangunan yang tengah berjalan di seluruh penjuru bisa dituntaskan dengan maksimal sesuai hajat masyarakat.
Terkait pendapatnya tentang siapa yang pantas mendampingi Jokowi, ia menjelaskan bahwa banyak analisa, banyak pandangan, calonnya bisa saling melengkapi, ada pertimbangan kewilayahan dan latar belakang dan banyak sekali. Pada intinya, menurut TGB kepemimpinan nasional tetap satu. Selain itu, harus ada chemistry, keberterimaan dan kenyamanan kerjasama.
Namun, terlepas dari saran TGB terhadap cawapres Jokowi, tetap saja membuat para non pendukung Jokowi merasa kecewa dengan dirinya. Sebab, TGB kurang konsisten dengan pilihan awalnya.
Sedangkan menurut kacamata partai Demokrat, manuver politik yang dilakukan TGB ini merupakan hak politik sebagai individu yang dilindungi konstitusi. Namun, TGB harus mengikuti etika partai lantaran ia masih termasuk kader Demokrat. Sebelumnya, DPP partai Demokrat menyatakan akan memberikan sanksi kepada TGB. Entah itu berupa teguran bahkan pemecatan, akan dibahas oleh DKP usai persiapan pencalegan.