Untuk menyambut fenomena gerhana bulan total, yang akan terjadi nanti malam, Rabu (31/1/2018), Planetarium Taman Ismail Marzuki (TIM) menyediakan 16 teleskop yang bisa digunakan untuk melihat gerhana bulan.
Diketahui fenomena gerhana bulan total ini dapat dinikmati secara jelas dari Indonesia. Gerhana bulan total dimulai sekitar pukul 18.48 WIB untuk gerhana parsial, dan sekitar pukul 19.51 WIB hingga 21.07 WIB puncak gerhana bulan total.
Kepala Satuan Pelaksana Teknis, Pertunjukan dan Publikasi UP PKJ TIM, Eko Wahyu W mengatakan selain menyiapkan 16 teleskon, pihaknya juga menyiapkan 37 astronom. 37 astronom ini nantinya akan membantu memberikan penjelasan soal gerhana.
Walaupun fenomena tersebut dapat diamati dengan menggunakan mata telanjang, ia berharap, nantinya sepulang dari melihat gerhana bulan, masyarakat juga bisa mendapatkan ilmu astronomi dari fenomena yang mereka amati.
Perlu diketahui, gerhana bulan total terjadi saat posisi bumi berada antara bulan dan matahari. Bulan berada di bawah bayang bumi lantaran cahaya matahari terhalang bumi.
Menurut Badan Antariksa AS (NASA) fenomena yang dinamai "super blue blood moon" ini disebut langka karena gerhana bulan total yang terjadi bertepatan dengan fenomena 'supermoon' dan 'blue moon'. Disebut blue moon karena purnama kedua di bulan Januari. Kemudian dikatakan super moon karena saat purnama posisinya dalam titik terdekat ke bumi. Fenomena yang terjadi malam ini adalah gabungan antara purnama kedua di bulan Januari dan posisinya terdekat dengan bumi ditambah gerhana bulan total. Makanya astronom menyebutnya dengan istilah super blue blood moon.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.