Di generasi milenial ini, banyak kalangan pekerja muda lebih memilih bekerja lepas. Pekerjaan dengan fleksibilitas yang tingga sangat diminati dan menjadi salah satu daya tarik pekerjaan ini. Namun, pekerja lepas memiliki sejumlah kelemahan. Salah satunya, sulit mengajukan kredit saat ingin memiliki hunian.
Dikutip dari Halomoney, mimpi pekerja lepas punya rumah sebetulnya mudah jika mengerti strategi. Meskipun harga properti terus meningkat, namun masih banyak cara yang dapat ditempuh. Bahkan, walaupun syarat yang diajukan bank terkadang menyulitkan para pekerja lepas dalam mengajukan kredit kepemilikan properti (KPR), tetapi bukan berarti Anda tidak bisa membelinya.
Dilansir dari merdeka.com, berikut sejumlah tips bagi pekerja lepas agar bisa memiliki rumah idaman yang Anda dambakan:
1. Simpan 30 persen penghasilan
Apabila penghasilan Anda diasumsikan berkisar antara Rp 6 juta hingga Rp 8 juta per bulan dan simpanan atau tabungan sebesar 30 persen per bulan, setidaknya Anda bisa menabung sebesar Rp 1,8 juta hingga Rp 2,4 juta per bulan. Dalam dua tahun Anda bisa mengumpulkan tabungan sekitar Rp 43,2 juta hingga Rp 58 juta.
Menabunglah dengan disiplin dan tetap berhemat sesuai perencanaan keuangan.
Lalu, alangkah bijaknya uang tabungan sebesar Rp 50 jutaan tersebut bisa Anda gunakan untuk membayar uang muka alias down payment atau DP rumah seharga Rp 300 juta hingga Rp 360 jutaan. Lakukan riset di sejumlah situs jual beli properti untuk memperoleh rumah dengan uang muka sesuai tabunganmu.
2. Sisihkan sebagian dana untuk biaya lain-lain
Banyak biaya lain yang harus disiapkan saat Anda akan membeli rumah seperti biaya notaris, balik nama kepemilikan rumah dan biaya administrasi lainnya. Sebagai pekerja lepas, pintar-pintarlah untuk menabung dari sisa penghasilan bulananmu. Setidaknya alokasikan 10 persen dari penghasilan bulanan untuk biaya lain-lain. Dengan cara ini, dengan asumsi dalam kurun waktu dua tahun dan penghasilanmu sekitar Rp 6 jutaan, kamu akan memiliki uang Rp 15 jutaan yang bisa digunakan untuk membayar biaya-biaya tersebut.
3. Manfaatkan promo kredit properti
Carilah bank dan pengembang yang menggelar promosi kredit dengan memberikan tenor atau jangka waktu kredit panjang. Anda bisa datang ke pameran properti maupun mencari promo kredit yang digelar bank. Pastikan angsurannya murah dan terjangkau dengan penghasilan bulanan.
4. Cari alternatif kredit lainnya
Perlu diketahui, sebenarnya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) bukan satu-satunya solusi untuk mendapatkan properti secara kredit. Selain dua fasilitas itu, masih ada fasilitas lain yang bisa Anda manfaatkan, yaitu sistem kredit yang ditawarkan langsung oleh pengembang, atau biasa disebut kredit in-house. Dalam sistem ini, Anda langsung berutang kepada pengembang. Di sini pengembang akan berperan persis seperti bank. Namun, biasanya jangka waktu kredit yang ditawarkan tidak terlalu panjang. Sekitar 2 hingga 3 tahun.
Anda juga bisa meminjam dana dari orang tua atau saudara untuk membeli rumah. Triknya, berikan penjelasan dan skema pembayaran yang logis agar mereka percaya Anda bisa melunasi pinjaman, termasuk kontrak pekerjaan sebagai pekerja lepas yang Anda tandatangani dengan sejumlah pihak.
5. Membeli saat pemasaran pertama
Jika Anda membeli properti saat properti tersebut pertama kali dipasarkan, biasanya pengembang masih memasang harga murah. Maklum properti yang ditawarkan kepada konsumen masih berupa gambar, masih sebatas maket, dan belum dimulai pembangunan. Saat itu sebenarnya harga yang ditawarkan masih murah. Berbeda halnya jika properti yang ditawarkan telah masuk tahap pembangunan, apalagi jika sudah hampir selesai: harganya pasti sudah mahal.
Saat itulah sebenarnya waktunya Anda untuk masuk membeli properti tersebut. Namun Anda perlu melihat rekam jejak pengembang properti yang menawarkan unit tersebut. Jika sudah terbukti sering menepati janji, Anda boleh membeli.