Managing Director Synthesis Residence Kemang, Julius Warouw mengatakan untuk mewujudkan hunian impian dengan kelengkapan fasilitas untuk membuat penghuni merasakan suasana homey sesungguhnya tidak mudah. Namun, kalangan pengembang properti Tanah Air mengaku tetap optimis di tahun 2018 ini. Pasalnya, peluang sektor properti untuk tumbuh di tahun politik ini dinilai masih terbuka.
Menurutnya, hunian vertikal yang kini muncul di berbagai area strategis di Jakarta tampil dengan desain modern, tanpa ada sentuhan nilai lokal Indonesia yang sejatinya memberi warna lebih universal. Padahal, konsumen merindukan suasana kultural yang hadir di sekeliling mereka, dengan suasana kedaerahan yang membawa fase hidup seimbang antara modernisasi tanpa melepas budaya.
Kerinduan orang akan sesuatu yang dinilai tradisional itu diwujudkan dalam konsep etnik dan unsur heritage yang dipilih untuk hunian vertikal. Terlebih lagi, kedua unsur tersebut saat ini telah menjadi tren masyarakat kelas atas di Tanah Air.
Berangkat dari komitmen tersebut, Julius mengungkapkan, Synthesis Development menghadirkan proyek Synthesis Residence Kemang. Sebuah hunian vertikal dengan konsep yang sarat khas budaya Indonesia, tanpa meninggalkan kemajuan zaman yang sejatinya menjadi kebutuhan masyarakat. Hunian tersebut berada di kawasan yang identik dengan seni dan tradisi di tengah kota Jakarta. Ia berharap, hal ini menjadi point of interest yang ditawarkan kepada konsumen.
Proyek apartemen strata title yang dibangun di atas lahan seluas 2 hektare (ha) dengan total hunian 1.188 unit ini mengangkat budaya Jawa dengan nilai universal yang ditunjukan melalui konsep arsitektur berupa hadirnya sentuhan Batik Kawung dan Pendopo Rumah Joglo.
Ia menjelaskan, jika selama ini batik identik dengan pakaian, apartemen ini memberikan motif Batik Kawung di sisi interior dan eksteriornya. Nuansa Jawa juga dirasakan ketika berada di Rumah Joglo yang menjadi lobi utama dari dua tower kembar, Nakula dan Sadewa. Melengkapi nuansa etnik, di depan Rumah Joglo terdapat patung Bancak Doyok yang merupakan karya pematung Wahyu Santosa.
Pembangunan proyek yang telah mendapatkan Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT) Nomor 007/5.7/31/-1.711.534/2015 untuk membangun hunian bertingkat di kawasan Kemang ini, mempunyai proses yang sama sebagaimana dalam pembuatan Batik Kawung.
Dengan memperhatikan carefully design demi kenyamanan penghuni, apartemen ini diharapkan menjadi home bagi orang yang tinggal di dalamnya, dengan salah satu nilainya adalah privacy.
Apartemen dengan tiga tower (Arjuna, Nakula, dan Sadewa) ini, juga memiliki lahan terbuka hijau yang dilengkapi dengan Taman Tirta Astana.
Di dalam Tirta Astana, Julius menerangkan, terdapat Amerta-Swimming Pool, Prasanti-Yoga Pavilion, Ananta-Reflecting Pool, Astaka-Main Gazebo, Pranala-Children Swimming Pool, Dewari-Children Playground, Nismara-Barbeque Area, Samboga-Dining Pavilion, dan Aksara-Reading Pavilion.
Fasilitas lain juga ditawarkan oleh apartemen ini seperti, gym, jogging track, dan area komersial yang dilengkapi dengan cafe, restoran, laundry, minimarket, dan salon yang dibangun di kawasan komersial tiga lantai bernama Teras Srikandi yang merupakan konsep symbiotic development, dimana penghuni dapat menikmati quality time, ngopi, hang out dan lain sebagainya.