Obesitas adalah kondisi ketika indeks massa tubuh tidak proporsional. Secara kasat mata, penderitanya dicirikan memiliki berat tubuh yang tidak berimbang dengan tinggi tubuhnya. Orang Asia Pasifik dikategorikan sudah berisiko obese bila indeks massa tubuhnya antara 23-24,9 dan sudah tergolong obesitas jika memiliki indeks 25-29,9.
Rumus perhitungan indeks massa tubuh ini adalah berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan (dalam meter) yang dikuadratkan. Bisa juga dilihat dari lingkar perut. Untuk perempuan (dewasa) obesitas mulai dari 80 sentimeter ke atas dan untuk laki-laki mulai 90 cm. Akan tetapi, kondisi ini beda bagi beberapa kalangan, misalnya binaragawan yang tubuhnya besar karena memiliki massa otot lebih banyak.
Dilihat dari penyebabnya, obesitas bisa "diturunkan" dari orangtua kepada anaknya. Namun, hal itu lebih kepada kebiasaan makan yang diajarkan orangtua kepada anak. Bisa juga karena tengah mengonsumsi obat-obatan atau sedang mengidap penyakit hormonal seperti hypothiroid sehingga berpengaruh kepada metabolisme tubuh yang melambat.
Meskipun demikian faktor pola hidup dan terutama pola makan adalah yang paling utama. Semakin banyak jenis makanan yang meskipun semakin lezat dan sedap tetapi tidak dibarengi dengan komposisi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Apalagi, sebagian besar makanan yang dijajakan kepada masyarakat termasuk makanan yang tinggi lemak alias junk food. Belum lagi pola hidup yang tidak teratur dan kurang bergerak membuat risiko obesitas meningkat.
Biasanya, kalau orang kantoran yang lupa jam makan saking sibuknya, ketika waktu makan hanya tersedia alakadarnya dan tidak jarang kurang bernutrisi. Dari kalangan anak-anak, mereka yang jarang beraktivitas fisik juga biasanya rentan terkena obesitas.
Saat ini ada yang dinamakan gaya hidup sedentary alias lebih banyak diam atau aktivitas fisiknya sangat minimal. Itu dipicu dengan kemudahan teknologi yang menyediakan hampir segala hal yang diperlukan manusia dalam rutinitasnya. Meskipun belum separah di Amerika Serikat, tingkat penderita obesitas di Indonesia harus diwaspadai.
Indikatornya banyak, salah satunya semakin banyaknya tempat makan yang menyajikan makanan tinggi lemak dan semakin banyaknya orang mengonsumsi makanan instan. Oleh karena itu, sebaiknya setiap orang mulai menjaga proporsi tubuhnya dengan ideal. Tidak harus kurus, tetapi alangkah baiknya sesuai dengan standar kesehatan.
Jika sudah telanjur obesitas, tak perlu khawatir, karena masih bisa diupayakan untuk mengembalikan berat badan ke tingkat normal melaui diet atau pengaturan pola konsumsi. Cara paling aman bagi penderita obesitas untuk mengembalikan berat tubuhnya adalah berkonsultasi dengan dokter gizi. Itu karena banyak orang awam yang tidak memahami komposisi makanan.
Mereka sering berpikir kalau ingin turun berat badannya makannya sedikit, tetapi tidak sesederhana itu. Dengan melakukan konsultasi ke dokter gizi tujuannya agar diet yang diakukan bisa terarah, menjalani diet yang sehat, dan tidak berefek samping.
Penurunan berat badan secara drastis juga tidak selalu baik bagi tubuh. Untuk penderita obesitas paling ideal adalah menurunkan setengah kilogram dalam satu minggu. Sebisa mungkin penggunaan obat-obatan dan suplemen dilakukan terakhir, karena yang lebih penting adalah kontinuitas atas pola makan dan gaya hidup yang baru terbentuk.