Tak jera dengan hukuman yang membuatnya dipenjara selama 8 bulan, remaja Palestina, Ahed Tamimi masih bertekad dan berjanji untuk melanjutkan perlawanan terhadap Israel.
"Dari rumah para syahid, saya katakan: perlawanan akan terus berlanjut sampai pendudukan berakhir," tegas gadis yang masih berusia 17 tahun tersebut kepada wartawan selepas keluar dari penjara, seperti dilansir laman Middle East Eye, pada Minggu (29/7/2018).
"Semua perempuan yang dipenjara tetap kuat, dan saya berterima kasih kepada siapa pun yang memberi dukungan selama saya di penjara," pungkasnya.
Ahed Tamimi dibebaskan dari penjara Israel Middle East Eye pada Minggu (29/7/2018) waktu setempat, usai ditahan selama 8 bulan, sejak ditangkap pada tanggal 18 Desember 2017.
Kasusnya tersebut sontak menjadi sorotan internasional, lantaran beredarnya videonya menampar tentara Israel di dekat rumahnya di Desa Nabi Saleh, Tepi Barat, Desember lalu.
Sang ibu, Nariman al-Tamimi yang merekam kejadian tersebut langsung menyiarkannya di Facebook sehingga menjadi viral. Rupanya, Tamimi malah mendapat dukungan internasional yang menggunakan sosmed tersebut, hingga mendapat pujian dari Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Namun, adanya dukungan Internasional kepada Tamimi membuat pemerintah Israel menjadi geram dan memperpanjang masa penahanannya sebanyak 3 kali sampai Tamimi divonis penjara selama 8 bulan.
Remaja yang memiliki jiwa keberanian yang tinggi ini pun kemudian dinobatkan menjadi simbol perlawanan Palestina terhadap serangan Israel. Wajahnya dilukis di dinding perbatasan yang dibangun oleh Israel, di Tepi Barat.