Yuk, Selalu Bersyukur jangan Tunggu kalau ada Masalah aja

Yuk, Selalu Bersyukur jangan Tunggu kalau ada Masalah aja

dika mustika
5 Nov 2017
Dibaca : 4500x
Nikmat yang Diberikan Allah hendaknya selalu Disyukuri apapun bentuknya

Pagi tadi aku seperti diingatkan untuk selalu menyukuri apa yang kita punya. Ada hal sederhana namun membuat aku merasa malu. Malu karena berjuta nikmat yang sering luput dari syukur kita. Pagi tadi, aku akhirnya mengeluarkan sepedaku dari garasi! Sepeda yang mungkin terkurung di garasi selama kira-kira setahun lamanya. Bukannya karena aku lupa akan sepeda itu, tapi karena aku sibuk dengan berbagai urusan, hingga akhirnya sepeda itu hanya menjadi hiasan di garasi saja. Debu, sedikit sarang laba-laba ada pada tubuh sepedaku. Aku kemudian mengeluarkan sepeda itu dari kurungannya. Yang ada di benakku saat mengeluarkannya dari garasi adalah, aku akan berjalan-jalan dengan sepeda itu menyusuri jalan di Minggu pagi yang segar! Bayangan yang sungguh menyenangkan!

Akhirnya sepeda pun kini berada di teras rumah. Aku pun bersiap untuk pergi dengannya. Belum sampai aku menaikinya, kulihat ternyata ban sepedaku kempes. Tak perlu berlama-lama aku pun mengambil pompa ban dan mulai memompanya. Ketika kurasa cukup, aku pun keluar teras dan melajulah dengan sepeda itu. Baru saja melewati beberapa rumah, terdengar seperti ada suara orang yang memanggilku. Aku berhenti dan menghampiri orang itu, ternyata itu adalah tetanggaku. Dia kemudian memberitahu bahwa ban sepedaku kempes. Dia kemudian membawa pompa  dan membantu memompa ban sepedaku. Kuberitahu padanya bahwa aku baru saja memompanya. Tetanggaku kemudian berkata bahwa mungkin saja aku belum penuh memasukkan anginnya. Aku menurut saja kala itu. Setelah beberapa saat, ban sepedaku selesai dipompa. Tetanggaku meminta aku untuk jangan pergi jauh dulu, tapi mengecek dahulu, karena khawatir ban sepedaku bocor, bukannya kempes.

Aku kemudian mencoba dulu sepeda dan ternyata betul saja prediksi tetangga. Ban sepedaku bocor bukan kempes! Dan setelah diteliti dengan seksama, tampaknya ban sepedaku memang harus diganti jika memang aku ingin memakainya. Tetanggaku kemudian menjelaskan bahwa sepeda juga perlu pemeliharaan dan lain sebagainya. Aku hanya bisa mendengarkan penjelasannya dan kemudian menuntun sepedaku pulang ke rumah. Bayangan berjalan-jalan naik sepeda sambil menikmati udara pagi yang segar bubar sudah. Aku tak bisa menaiki sepedaku pagi tadi.

Pengalaman pagi tadi membuatku berpikir, bahwa nikmat ‘sepeda’ harusnya bisa kusyukuri dari awal, bukan menunggunya hingga rusak dahulu baru aku akan menyadi betapa berharganya ia.  Ada berjuta nikmat, bahkan lebih yang sering luput dari rasa syukurku. Bagaimana Tuhan akan memberikan nikmat-nikmat lainnya, jika nikmat yang ada saja sering lupa kita syukuri. Yuk, syukuri semua nikmat dari-Nya dan tak perlu menunggu nikmat tersebut pergi baru kita merasa betapa berartinya nikmat itu.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Copyright © 2025 LampuHijau.com - All rights reserved
Copyright © 2025 LampuHijau.com
All rights reserved