Indonesia berhasil mempertahankan gelar juara umum AASAM sepuluh kali berturut-turut sejak 2008. Sementara di AARM, negara kita menjuarai 12 dari 27 kali penyelenggaraan. Capaian tersebut diperoleh dari prestasi kontingen petembak TNI AD yang berhasil mempertahankan gelar juara umum di dua ajang lomba tembak internasional tahun ini. Secara tidak langsung menjadi promosi luar biasa bagi berbagai produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) Indonesia di kancah global.
Menurut Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose, prestasi ini adalah momentum yang semakin melapangkan jalan bagi Pindad untuk ekspansi dan melebarkan sayap bisnisnya di pasar teknologi industri pertahanan dunia.
BUMN yang memproduksi alutsista dan produk komersial ini telah menetapkan Visi 2023 yang salah satu targetnya adalah menjadi industri pertahanan unggul dan terbesar di Asia.
Abraham mengatakan, kemenangan Indonesia di Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) dan ASEAN Armies Riffle Meet (AARM), tercapai berkat kombinasi sistem pembinaan TNI AD yang unggul, faktor prajurit yang sangat terlatih serta faktor produk senjata dan munisi yang andal.
AASAM digelar pada 5-26 Mei 2017 di Australia sementara AARM dilaksanakan pada 14-23 November 2017 di Singapura.
Senjata produk Pindad yang digunakan berlaga di AASAM adalah SS2 V1 HB dan pistol G2 Elite sedangkan yang digunakan di AARM adalah SS2 V4 HB, SS2 V2 dan munisinya.
“Ini sungguh luar biasa. Para petembak Indonesia beberapa tahun terakhir menggunakan senjata organik dan munisi produk Pindad di lomba-lomba tembak internasional,” tutur Abraham pada acara gelar apresiasi kepada kontingen AASAM dan AARM di Soehanna Hall, Jakarta, Rabu (27/12/2017).
Acara yang dihadiri Kepala Staf TNI AD (KSAD) Jenderal TNI Mulyono dan komisaris utama Pindad dan Wakapolri Komjen Pol Syafruddin sebagai wakil komisaris utama Pindad, merupakan kesempatan emas. Pasalnya Pindad kembali memberikan dana pembinaan Rp1 miliar kepada kontingen yang berlaga di AASAM dan Rp1 miliar kepada kontingen AARM. Abraham mengatakan, pemberian dana pembinaan ini merupakan bentuk penghargaan atas prestasi para prajurit TNI AD yang sangat membanggakan.
KSAD Jenderal TNI Mulyono menyatakan, prestasi ini membuktikan bahwa kualitas senjata buatan dalam negeri mampu bersaing dengan produk negara lain. Ia berharap hal ini juga memotivasi Pindad untuk terus berinovasi memproduksi alutsista yang lebih baik lagi dan diakui bahkan disegani secara global.
“Kalau kita menggunakan produk dalam negeri bisa juara, kenapa harus beli dari negara lain? Banyak negara yang menjadi kompetitor di perlombaan menembak sudah menanyakan produk-produk Pindad. Artinya mereka kan berminat,” tutuo Mulyono.
Teknologi tidak harus mengimpor melulu dari luar negeri. Indonesia harus memproduksi sendiri guna mendapat kepercayaan dari negara asing bahwa Indonesia bisa berprestasi dengan menggunakan senjata buatan sendiri.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.