Dedi Mulyadi Legowo tidak Diusung Partainya di Pilgub Jabar 2018

Dedi Mulyadi Legowo tidak Diusung Partainya di Pilgub Jabar 2018

Admin
7 Nov 2017
Dibaca : 1116x
PDIP Malah Ngotot pengen Usung Dedi Mulyadi

LampuHijau – ‎Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Dedi Mulyadi mengaku, cukup memahami apa yang menjadi keputusan DPP Partai Golkar yang lebih mengusung Ridwan Kamil sebagai Cagub 2018. Dia pun meminta, para kader ikut memahami keputusan DPP.

Pria yang Bupati Purwakarta itu pun mengajak seluruh keluarga besar Partai Golkar untuk sama-sama menuver DPP. Dia pun mengaku akan menjalani karir politiknya ke depan layaknya air yang mengalir.

”Kita memahami bahwa jodo (jodoh), pati (ajal), bagja (bahagia), cilaka‎ (celaka), kekuasaan, kedudukan, harta, kekayaan semuanya Allah yang menentukan. Sebab, Allah yang menentukan, manusia hanya memiliki rencana,” papar Dedi saat menggelar konferensi pers di Bandung, kemarin (6/11).

Menurutnya, ‎sebesar apapun rencana yang dibuat, setinggi apapun dukungan yang dimiliki, sekuat apapun biaya yang dipunya, jika Tuhan berkehendak lain, maka tidak akan pernah terjadi. Namun, sebesar apapun tantangan dan hambatan yang dihadapi tidak ada yang bisa menghalangi, jika Tuhan menghendaki.

”‎Untuk itu saya akan terus mengikuti air yang mengalir, senantiasa berserah diri pada Allah secara utuh tentang bagaimana perjalanan saya ke depan,” tandasnya.

Dia mengaku, selama lima tahun perjalanan politiknya bersama Partai Golkar, dirinya mendapat pendewasaan dalam berpolitik. Hal tersebut mampu membuat Demul—sapaan Dedi Mulyadi— berlaku sabar dan bijak dalam membaca seluruh perkembangan politik di Jawa Barat. ”Saya mengucapkan terima kasih pada DPP Partai Golkar, saya mengambil hikmah yang besar dalam sejarah perjalanan politik saya. Sehingga dengan proses perjalanan yang begitu panjang, berenergi bagi saya,” urainya.

Meski begitu, sebagai kader Partai Golkar yang memiliki akar semangat karya dan kekayaan, Demul menyatakan, akan senantiasa berada di tengah-tengah kadernya untuk terus menyapa dan memperhatikan seluruh masyarakat di Jawa Barat.

Sementara itu, Pengamat Politik SMRC Djayadi Hanan menilai, peluang Dedi Mulyadi dalam bursa Pemilihan Gubernur Jawa Barat belum habis. Bupati Purwakarta itu masih bisa maju bertarung, meski tidak lewat Partai Golkar. ”Masih ada peluang dia untuk maju,” kata Djayadi di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Dia menjelaskan, harapan tersebut muncul lantaran sejumlah partai belum mengusung kandidatnya maju dalam Jabar 1. Di situlah pelunga Dedi masih terbuka. ”Sejumlah partai kan belum tentukan pilihan, kans Dedi bisa saja, kansnya ada,” jelas Djayadi.

Kendati demikian, kemampuan Dedi Mulyadi bersaing dengan sejumlah nama besar di Jawa Barat terbilang lemah. Pengamatan Djayadi, dua nama besar seperti Ridwan Kamil dan Deddy Mizwar masih lebih unggul.

Namun, menurutnya, segala hal bisa berubah di Jabar. Djayadi mengatakan, situasinya akan bergantung pada kerja politik tujuh bulan ke depan.

Di bagian lain, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham meyakini Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi tetap setia bersama Golkar meski batal dicalonkan sebagai calon gubernur di Pilkada Jawa Barat.

Dia menegaskan, Dedi adalah seorang kader militan di Golkar sehingga tidak mungkin mengkhianati Golkar dan berpindah partai demi untuk menjadi Gubernur Jawa Barat.

”(Dedi bilang) tidak mungkin saya mengkhianati Partai Golkar dan kemudian ditambahkan lagi saya tidak mungkin keluar dari Partai Golkar. Saya percaya terhadap pernyataan Dedi, karena saya kenal Dedi seorang kader militan,” papar Idrus di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, kemarin (6/11).

Dia mengaku mengajak Dedi untuk menemui Emil—sapaan Ridwan Kamil—untuk melihat Surat Keputusan (SK) Golkar yang resmi mengusung Emil bersama kader Golkar Daniel Muttaqien di pilkada Jawa Barat.

Namun, saat itu Dedi harus menghadiri acara lain. Sehingga tak bisa menemani Idrus.

Saat ditanya kehadiran Dedi di acara peringatan sumpah pemuda yang diadakan PDI-P di Bandung, Idrus tak menganggap sebagai hal itu sebagai bukti berkurangnya loyalitas Dedi terhadap Golkar. ”Saya kira tidak ada masalah, silaturahmi tidak ada masalah dan ini sudah. Ya jadi saya kira ketika semua berbeda, ya dengan partai manapun, kelompok manapun, perbedaan itu tidak boleh memutus silaturahmi kita,” urainya.

Sedangkan, Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan, partainya bisa mengusung sendiri Dedi Mulyadi sebagai calon gubernur dalam Pilkada Jawa Barat 2018. Sebab, PDIP mengantongi 20 persen kursi DPRD Jawa Barat. Angka ini memenuhi persyaratan untuk mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur sendiri. ”PDI-P di Jabar kan bisa usung sendiri. Kami punya kursi 20 sehingga kami bisa usung sendiri karena rakyat beri kepercayaan kami,” kata Hasto di Kantor DPP PDI-P, Diponegoro, Jakarta, baru-baru ini.

Hal ini disampaikan Hasto menanggapi sikap DPP Partai Golkar yang belum kunjung jelas akan mengusung Dedi Mulyadi. Padahal, Partai Golkar dan PDIP sudah sejak lama membangun koalisi untuk mengusung Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat itu

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Copyright © 2025 LampuHijau.com - All rights reserved
Copyright © 2025 LampuHijau.com
All rights reserved