Direktur Lion Air Khawatir dan Pesimis dengan Tahun Politik 2018

Direktur Lion Air Khawatir dan Pesimis dengan Tahun Politik 2018

Nur AK
7 Feb 2018
Dibaca : 1328x
Edward berharap aktivitas politik di tahun politik tidak mempengaruhi perekonomian dalam negeri dalam artian yang negatif.

Dalam sebuah acara diskusi bersama media di Kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, Senin (5/2/2018), kekhawatiran terhadap tahun politik 2018 dirasakan oleh Direktur Utama Lion Air, Edward Sirait. Pasalnya tahun ini adalah pesta Pilkada 2018 yang diselenggarakan di seluruh daerah di Indonesia. Edward menilai gejolak politik dalam negeri bisa mempengaruhi kondisi bisnis penerbangan.

Menurutnya, tahun 2018 merupakan masa terakhir pemerintahan di mana tahun depan sudah akan dilangsungkan pemilihan presiden (pilpres). Edward berharap aktivitas politik di tahun politik tidak mempengaruhi perekonomian dalam negeri dalam artian yang negatif.

Namun, ia merasa pesimis dengan adanya perubahan yang signifikan dalam geliat dunia usaha di tahun ini. Antara apakah aktivitas bisnisnya slow down atau normal. Kalau normal ia menganggap tidak apa-apa, tapi kalau slow down karena wait and see itu sangat susah.

"Kita tidak bicara politik, kita berharap aktivitas ekonomi tidak ada yang menurun. Kalau dia (aktivitas ekonomi) normal maka pertumbuhan (Lion Air) angka satu digit akan tercapai. Diperkirakan tumbuh 5 sampai 7 persen dibandingkan tahun 2017," tuturnya.

Dilansir dari Wikipedia, PT Lion Mentari Airlines beroperasi sebagai Lion Air adalah sebuah maskapai penerbangan bertarif rendah yang berpangkalan pusat di Jakarta, Indonesia. Lion Air sendiri adalah maskapai swasta terbesar di Indonesia.

Dengan jaringan rute di Indonesia, Singapura, Malaysia, Vietnam dan Arab Saudi serta rute carter menuju China dan Hongkong, Lion Air menjadikan dirinya sebagai pemain Regional yang akan berkompetisi dengan AirAsia dari Malaysia.

Sepanjang tahun operasionalnya, Lion Air mengalami penambahan armada secara signifikan sejak tahun operasionalnya pada tahun 2000 dengan memegang sejumlah kontrak besar. Salah satunya yaitu kontrak pengadaan pesawat dengan Airbus dan Boeing dengan total keseluruhan sebesar US$ 46.4 Milliar untuk armada 234 unit Airbus A320 dan 203 Pesawat Boeing 737 MAX.

 

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

Copyright © 2024 LampuHijau.com - All rights reserved
Copyright © 2024 LampuHijau.com
All rights reserved