Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru terus memperkuat berbagai program dan kebijakan untuk meningkatkan kualitas lingkungan sebagai bagian dari upaya mewujudkan kota yang layak huni, nyaman, dan berkelanjutan. Seiring pertumbuhan penduduk dan pesatnya pembangunan di Banjarbaru, tantangan lingkungan semakin kompleks, terutama terkait pengelolaan sampah, ketersediaan ruang terbuka hijau, serta pengendalian pencemaran. Melalui strategi yang terencana dan kolaboratif, DLH berkomitmen untuk menghadirkan lingkungan yang bersih, sehat, dan tertata.

Salah satu fokus utama Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru adalah pengelolaan sampah secara terpadu. Dengan meningkatnya aktivitas ekonomi dan konsumsi masyarakat, volume sampah yang dihasilkan setiap hari terus bertambah. Untuk mengatasi hal tersebut, DLH memperluas program pemilahan sampah dari sumbernya melalui sosialisasi di tingkat kelurahan, sekolah, hingga komunitas. Masyarakat didorong untuk menerapkan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai langkah sederhana namun berdampak besar dalam mengurangi timbunan sampah.

DLH juga memperkuat operasional bank sampah di berbagai wilayah Banjarbaru. Keberadaan bank sampah tidak hanya membantu menekan volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi warga yang menukarkan sampah anorganik menjadi tabungan atau insentif lainnya. Program ini berhasil menarik minat berbagai kalangan, mulai dari ibu rumah tangga, pelajar, hingga pelaku usaha kecil, sehingga tercipta ekosistem pengelolaan sampah yang lebih efisien dan partisipatif.

Selain pengelolaan sampah, DLH Banjarbaru juga menaruh perhatian besar pada pengembangan ruang terbuka hijau (RTH). Sebagai kota yang terus berkembang, keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan harus dijaga. DLH secara aktif melakukan penghijauan melalui penanaman pohon di taman kota, median jalan, fasilitas umum, serta kawasan permukiman. Kegiatan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk komunitas pecinta lingkungan, siswa sekolah, hingga pegawai pemerintah daerah.

RTH tidak hanya berfungsi sebagai ruang rekreasi bagi masyarakat, tetapi juga memiliki manfaat ekologis yang sangat penting, seperti menurunkan suhu kota, meningkatkan kualitas udara, dan memberikan habitat bagi berbagai organisme. Dengan memperluas akses masyarakat terhadap ruang hijau, Banjarbaru semakin mendekati standar kota layak huni yang mengutamakan kenyamanan dan kesehatan warganya.

Dalam aspek pengendalian pencemaran, DLH Banjarbaru rutin melakukan pemantauan kualitas udara, air, dan kebisingan di berbagai titik strategis. Pemantauan ini bertujuan untuk memastikan aktivitas pembangunan dan industri tidak melampaui batas baku mutu lingkungan. Bila ditemukan pelanggaran, DLH dapat memberikan peringatan hingga rekomendasi tindakan perbaikan kepada pihak terkait. Upaya ini menjadi bukti bahwa DLH tidak hanya fokus pada aspek estetika lingkungan, tetapi juga pada aspek kesehatan ekologis yang berdampak langsung pada masyarakat.

Program edukasi lingkungan juga menjadi salah satu pilar penting dalam upaya menjadikan Banjarbaru sebagai kota layak huni. DLH aktif mengadakan kampanye dan pelatihan terkait pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, pengelolaan sampah, serta konservasi alam. Melalui program Sekolah Adiwiyata, DLH berhasil membangun budaya cinta lingkungan di kalangan pelajar. Siswa diajak langsung untuk melakukan aksi nyata seperti memilah sampah, membuat kompos, menanam pohon, dan menjaga kebersihan area sekolah. Pendidikan sejak dini ini diharapkan menjadi fondasi kuat untuk membentuk generasi yang berperilaku ramah lingkungan.

Selain itu, DLH Banjarbaru secara rutin menyelenggarakan gotong-royong massal, terutama di kawasan yang berpotensi menjadi sumber timbunan sampah atau genangan air. Melalui aksi ini, masyarakat dan pemerintah bersinergi membersihkan selokan, taman, dan fasilitas umum untuk mencegah banjir serta menjaga kebersihan kota. Kegiatan kolaboratif ini menunjukkan bahwa menjaga lingkungan tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi harus menjadi tanggung jawab bersama.

Untuk memperkuat komitmen terhadap lingkungan berkelanjutan, DLH Banjarbaru juga mengembangkan berbagai inovasi, salah satunya pengoptimalan penggunaan teknologi dalam monitoring lingkungan. Penggunaan perangkat digital untuk memetakan titik-titik rawan sampah, memantau kualitas udara, dan mencatat data lingkungan memudahkan pemerintah dalam mengambil keputusan berbasis data. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas program dan mempercepat penanganan berbagai masalah lingkungan.

Seluruh program dan kebijakan yang dilakukan DLH Banjarbaru menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang layak huni bagi seluruh warganya. Upaya ini tidak hanya memberi manfaat jangka pendek berupa kebersihan dan kerapian kota, tetapi juga berdampak jangka panjang dalam menjaga keberlanjutan ekosistem. Dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, sekolah, dan pelaku usaha, Banjarbaru memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu kota paling hijau dan nyaman di Kalimantan Selatan.

Melalui konsistensi dan inovasi dalam pengelolaan lingkungan, DLH Banjarbaru optimis dapat terus memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Kota yang bersih, hijau, dan berkelanjutan bukan sekadar cita-cita, tetapi sebuah komitmen yang terus diwujudkan demi masa depan Banjarbaru yang lebih baik.