Pada pertengahan Februari 2018, Gunung Sinabung kembali mengamuk dan memuntahkan awan panas. Erupsi Gunung Sinabung memuncak pada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Senin (19/2/2018). Erupsis itu membuat penduduk desa di sekitar radius berbahaya harus direlokasi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, mengungkapkan warga di tujuh desa telah direlokasi ke tempat aman. Pasalnya, tujuh desa tersebut dipastikan berada di zona merah. Namun, Willem tak menjelaskan detail ketujuh desa tersebut.
Untuk penduduk yang tidak direlokasi, Willem mengimbau untuk sementara menjauhi zona merah, atau 3 kilometer dari puncak gunung, dan menunggu dari perkembangan Sinabung. Apabila Sinabung berhenti erupsi, para penduduk akan kembali. Kalau belum selesai erupsi, maka pihaknya akan menangani masyarakat yang terdampak tersebut.
Sayangnya, menurut Willem, hingga kini belum ada alat yang bisa memprediksi kapan Gunung Sinabung erupsi.
Sementara itu, Kepala Pos Pemantau Gunung Api Sinabung, Armen Putra, meminta masyarakat untuk menjauhi zona merah dari Gunung Sinabung. Mereka juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 7 kilometer dari puncak Gunung Sinabung. Selain zona merah dan radius 7 kilometer dari puncak Gunung Sinabung, masyarakat di sekitar Sungai Laborus juga diharapkan untuk terus waspada saat hujan terjadi, karena daerah tersebut merupakan aliran lahar.
Erupsi Gunung Sinabung yang tidak menentu tersebut, menuntut BPBD dan pemerintah daerah akan tetap tingkatkan kewaspadaan yang tinggi.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.