Kegelisahan adalah kondisi yang hampir setiap orang pernah rasakan. Hati terasa tidak tenang, pikiran kacau, bahkan tubuh ikut merasakan lelah meski tanpa aktivitas berat. Dalam Islam, fenomena hati yang gelisah ini bukanlah hal baru. Para ulama telah banyak menjelaskan penyebabnya sekaligus memberikan solusi agar hati kembali tenang.

Hati Gelisah dalam Pandangan Islam

Dalam Al-Qur’an, Allah sudah menyinggung tentang kegelisahan hati. Allah berfirman:

"Ketahuilah, dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra’d: 28).

Ayat ini menjadi dasar bahwa ketenangan hati bukanlah datang dari harta, jabatan, atau kesenangan duniawi, melainkan dari kedekatan dengan Allah. Ulama tafsir menjelaskan bahwa hati manusia diciptakan dengan fitrah selalu mencari sandaran. Jika sandaran itu salah pada dunia semata maka hati akan gelisah.

Penjelasan Ulama tentang Penyebab Hati Gelisah

Lalai dari Mengingat Allah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan dalam Al-Fawaid, bahwa hati yang jauh dari dzikir kepada Allah akan diliputi oleh kesedihan, kegelisahan, dan kegelapan. Dzikir adalah “makanan hati”, sehingga ketika hati kosong darinya, ia menjadi lemah dan gundah.

Cinta Dunia Berlebihan Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menjelaskan bahwa hati akan sulit tenang jika terlalu mencintai dunia. Semakin besar keinginan untuk mengejar dunia, semakin besar pula rasa takut kehilangan. Dari sinilah kegelisahan bermula.

Dosa yang Menumpuk Ibn Taimiyah rahimahullah berkata: “Sesungguhnya di dalam hati terdapat kegelisahan yang tidak bisa dihapus kecuali dengan kembali kepada Allah.” Dosa yang menumpuk membuat hati gelap. Ketika cahaya iman tertutup, hati pun sulit menemukan kedamaian.

Kurangnya Tawakal dan Syukur Ulama juga menjelaskan bahwa hati yang tidak berserah diri kepada Allah cenderung dipenuhi rasa khawatir. Begitu pula hati yang jarang bersyukur akan mudah kecewa dan iri pada orang lain, sehingga kegelisahan semakin bertambah.

Solusi Menurut Ulama untuk Mengobati Kegelisahan

Memperbanyak Dzikir dan Doa Dzikir adalah kunci utama penenang hati. Ulama menyebutkan bahwa dengan dzikir, seorang Muslim menghadirkan Allah dalam hatinya, sehingga kegelisahan tergantikan oleh rasa yakin. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa, “Ya Allah, jadikanlah hatiku tenteram dengan iman kepada-Mu.”

Membaca dan Merenungi Al-Qur’an Al-Qur’an adalah obat hati. Ibnul Qayyim mengatakan, siapa yang ingin hatinya tenang maka hendaknya ia mendekat kepada Al-Qur’an, karena di dalamnya ada cahaya, petunjuk, dan rahmat.

Bertaubat dari Dosa Kegelisahan sering kali datang dari hati yang kotor oleh dosa. Dengan bertaubat, istighfar, dan memperbanyak amal kebaikan, hati akan kembali bersih. Taubat adalah penyembuh yang menghidupkan kembali jiwa yang layu.

Memperkuat Tawakal dan Syukur Ketika hati tawakal, ia menyerahkan hasil kepada Allah. Ketika hati bersyukur, ia menerima nikmat sekecil apa pun dengan lapang dada. Ulama menyebutkan, tawakal dan syukur adalah dua sayap yang membuat hati terbang dalam ketenangan.

Menjaga Hubungan Sosial yang Baik Para ulama juga menekankan pentingnya silaturahmi dan menjauhi permusuhan. Hati yang dipenuhi kebencian sulit merasa damai. Dengan menjaga hubungan baik dengan sesama, hati akan lebih ringan dan jauh dari kegelisahan.

Hati yang gelisah adalah tanda bahwa manusia sedang membutuhkan Allah. Para ulama menegaskan, penyebab utama kegelisahan adalah jauh dari dzikir, cinta dunia yang berlebihan, dan dosa yang menumpuk. Solusinya adalah kembali mendekat kepada Allah melalui dzikir, Al-Qur’an, taubat, tawakal, dan syukur.

Ketenangan hati sejati tidak akan pernah ditemukan dalam gemerlap dunia. Ia hanya akan hadir dalam hati yang selalu mengingat Allah, berserah diri kepada-Nya, dan hidup sesuai petunjuk-Nya. Maka, jika hati terasa gelisah, kembalilah pada Sang Pencipta, karena hanya Dia yang mampu menenangkan hati manusia.