Lisan adalah anugerah besar dari Allah SWT yang dapat digunakan untuk kebaikan maupun keburukan. Dengan lisan, manusia bisa menyampaikan ilmu, berzikir, memberikan nasihat, dan mengucapkan kalimat-kalimat kebaikan. Namun, dengan lisan pula seseorang bisa terjerumus dalam dosa besar seperti ghibah, fitnah, berdusta, atau menyakiti hati orang lain. Karena itulah, Islam memberikan perhatian besar terhadap bagaimana seorang Muslim seharusnya menjaga lisannya.

Lisan sebagai Cerminan Hati

Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menegaskan bahwa lisan adalah salah satu indikator keimanan seseorang. Jika hati seseorang baik, maka lisannya pun akan terjaga dari ucapan-ucapan buruk. Sebaliknya, jika hati dipenuhi kebencian dan penyakit, maka yang keluar dari lisannya adalah kata-kata kasar, menyakitkan, bahkan dusta.

Bahaya Ucapan yang Tidak Terjaga

Islam mengingatkan bahwa banyak manusia terjerumus ke dalam neraka bukan karena amal perbuatannya semata, tetapi karena lisannya. Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa kebanyakan dosa anak Adam berasal dari lisannya. Fitnah, misalnya, bisa lebih berbahaya daripada pembunuhan karena dapat memecah belah umat, menghancurkan persaudaraan, dan menimbulkan permusuhan yang panjang.

Selain itu, ghibah (menggunjing orang lain) juga termasuk dosa besar. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 12: "Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik."

Ayat ini memberikan perumpamaan yang sangat keras bahwa ghibah sama hinanya dengan memakan bangkai saudara sendiri.

Keutamaan Menjaga Lisan

Menjaga lisan bukan hanya menjauhkan diri dari dosa, tetapi juga mendatangkan banyak kebaikan. Orang yang menjaga lisannya akan disukai oleh banyak orang karena tutur katanya menenangkan dan menyejukkan. Ia tidak akan mudah menyinggung atau melukai hati orang lain.

Lebih dari itu, menjaga lisan adalah salah satu jalan menuju surga. Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa menjamin untukku apa yang ada di antara dua janggutnya (mulut/lisan) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluan), maka aku akan menjamin baginya surga." (HR. Bukhari).

Hadis ini menunjukkan betapa besar pengaruh lisan dalam menentukan keselamatan seorang Muslim di akhirat.

Cara Menjaga Lisan dalam Kehidupan Sehari-hari

Biasakan berkata baik atau diam  Jika ragu apakah sebuah ucapan bermanfaat atau tidak, sebaiknya memilih diam.

Perbanyak dzikir dan doa  Mengisi lisan dengan kalimat thayyibah seperti tasbih, tahmid, dan tahlil akan menjaga kita dari perkataan sia-sia.

Hindari perdebatan yang tidak perlu  Seringkali perdebatan hanya memicu emosi dan melahirkan kata-kata kasar.

Jauhi ghibah dan fitnah  Jika tidak bisa berkata baik tentang seseorang, lebih baik diam.

Latih diri untuk sabar  Saat marah, tahan diri dari mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan.

Lisan adalah amanah besar dari Allah SWT yang harus dijaga sebaik mungkin. Dari lisan bisa lahir pahala besar, tetapi dari lisan pula bisa timbul dosa yang mengantarkan seseorang ke neraka. Seorang Muslim sejati adalah mereka yang menjaga lisannya, hanya berkata yang baik, menebarkan kebaikan, dan menjauhi perkataan yang sia-sia atau menyakiti.

Dengan menjaga lisan, bukan hanya hati yang menjadi lebih bersih, tetapi juga hubungan dengan sesama manusia semakin harmonis, dan yang paling utama, kita mendapat ridha Allah SWT.