Tenggelamnya kapal kayu KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, pada Senin (18/6/2018) sekira pukul 17.30, membuat ratusan korban penumpang belum ditemukan hingga hari ini. Tanda-tanda adanya korban pun belum ditemukan.

Sehubungan dengan hal itu, dikerahkan dua paranormal untuk menelusuri ratusan korban penumpang yang masih hilang. Kedatangan paranormal tersebut sudah disetujui oleh warga setempat. Karena selain tim gabungan, peranan paranormal juga sangat diperlukan untuk mengetahui di mana keberadaan posisi korban penumpang  yang hilang.

"Sehubungan dengan itu, perlu dikerahkan tenaga orang pintar tersebut untuk mengetahui lokasi hilangnya penumpang KM Sinar Mas," ungkap seorang relawan, Pujiono dikutip dari Antara, Sabtu (23/6/2018).

Pujiono menuturkan dengan menggunakan jasa paranormal, mungkin mereka bisa berkomunikasi dengan makhluk halus dan penghuni alam gaib di Danau Toba, melalui meditasi gaib. Pujiono berharap, kedua paranormal mampu menangani musibah kapal yang terjadi di perairan Danau Toba untuk keselamatan bersama.

Selain tenggelamnya kapal kayu KMSB, pada tahun 1987 juga pernah tenggelam kapal KM Peldatari I. kemudian, pada tahun 2015, terjadi musibah jatuhnya pesawat helikopter akibat kabut. Namun, menurut keterangan Pujiono yang sudah 25 tahun menetap di Parapat, musibah yang terjadi di danau Toba tak pernah terselesaikan dengan tuntas dan penuh dengan misteri sehingga memicu pertanyaan besar dari masyarakat sekitar.

Luasnya Danau Toba yang hampir menyerupai lautan menyebabkan permukaan air menjadi bergelombang akibat cuaca buruk berupa angin kencang, karena kawsan Danau Toba sendiri dikelilingi oleh perbukitan. Hal inilah yang menyebabkan kapal kayu KMSB tenggelam.

Faktor lain dipicu oleh jumlah penumpang kapal yang melebihi batas beban kapal dibolehkan berlayar. Kecelakaan tersebut menyebabkan ratusan penumpang tenggelam sekitar satu mil dari dermaga Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Selain itu, tercatat 19 orang penumpang ditemukan selamat. Serta tiga orang meninggal dunia, yakni Fahrianti, Tri Suci Wulandari, dan Indah Yunita Saragih.