LampuHijau – Berbagai elemen pendukung Ridwan Kamil bertemu di Bandung dan mendeklarasikan Perkumpulan Relawan Jabar Juara. Perkumpulan tersebut ke depan menjadi payung pergerakan untuk memuluskan langkah Ridwan Kamil sebagai dalam Pilgub 2018.
Pembina Relawan Jabar Juara, Aat Suratin mengatakan, deklarasi dan konsolidasi Relawan Jabar Juara ini merupakan sebuah kebulatan tekad dan hati para relawan Ridwan Kamil di Jawa Barat untuk mendukung Ridwan Kamil sebagai bakal calon gubernur Jawa Barat. Pertemuan itu sendiri merupakan kali kedua digelar setelah sebelumnya, digelar pada Juli 2017.
Dia mengatakan, kelompok-kelompok relawan itu datang dari 27 kota/kabupaten di Jawa Barat. Di antaranya Barka, Barmil, Fostarika, Jabarkabakti, Jakamuda, RKJBR, SGP Center, Trendrk, Madrid, Srikandi Barka, dan CWC.
”Kami akan berjuang all out memenangkan Kang Emil (sapaan Ridwan Kamil, Red) sebagai Gubernur di Jawa Barat,” kata Aat, kemarin.
Dijelaskan Aat, Relawan Jabar Juara bukan bagian dan tidak memiliki kaitan dengan kepentingan partai politik mana pun. Meski ke depan, tidak menutup kemungkinan akan jalan bersama demi memuluskan langkah Emil.
”Nantinya kami akan bekerjasama dengan partai-partai politik pendukung Kang Emil, dalam melakukan sosialisasi Kang Emil kepada seluruh warga Jabar,” tegas Aat.
Dia mengatakan, program kerja Jabar Juara adalah rekrutmen lebih banyak relawan, membangun sistem komunikasi di antara anggota dari kelompok berbeda, serta program donasi bernama Udunan Warga.
Udunan Warga, kata dia, merupakan upaya penggalangan dana sosial untuk kampanye dengan konsep ”dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat“ mengingat kebutuhan pendanaan kampanye Jawa Barat yang sangat besar.
Secara teknis, Kordinator Relawan Jabar Juara Moch. Hanief mengatakan, program udunan warga adalah pengumpulan dana secara online dan offline untuk membiayai kegiatan sosialisasi Ridwan Kamil sebagai calon gubernur Jawa Barat pada pilgub 2018. Warga yang akan menyumbang dapat mengakses website www.jabarjuara.id.
”Kami ingin warga menjadi pemeran utama dalam pendanaan demokrasi. Dengan begitu, ke depan kandidat yang menang hanya berutang pada cita-cita warga. Bukan kepada pihak-pihak tertentu yang sering menjadi 'ATM' calon kepala daerah,” tegas Hanief.
Udunan Warga, kata Hanief, merupakan ikhtiar untuk mengembangkan penggalangan dana secara transparan, terpercaya dan efisien. ”Kami ingin bersama-sama mengedukasi warga untuk ikut serta dalam sistem pendanaan politik agar ke depan kualitas demokrasi kita meningkat,” ujarnya.
Meski demikian, jumlah sumbangan untuk perorangan dibatasi mulai dari Rp 10.000 hingga maksimal Rp 75 juta. Sedangkan untuk perusahaan maksimal Rp 750 juta.
”Kami tidak menerima transaksi tunai, agar pendataannya jelas dan transparan. Kami hanya menerima transaksi melalui kartu debit, kartu kredit, atau setoran tunai melalui bank,” urainya.
Sementara itu, Bakal calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memastikan dirinya tidak akan masuk menjadi kader partai manapun sampai Pilkada selesai. Dia mengakui setiap partai yang menjadi mitra koalisinya memang menawarkan agar dirinya menjadi kader partai.
”Kalau ditanya soal masuk kader partai, saya harus istihoroh dulu. Sampai sejauh ini saya pastikan posisi saya, saya bukan orang partai,” kata Emil usai mengikuti acara jalan santai sejauh 3 km bersama sekitar 2000-an warga di Karawang Sabtu (11/11).
Kehadiran bakal calon Gubernur Jawa Barat di acara tersebut adalah untuk memenuhi undangan dari Partai Nasdem yang berulang tahun ke-6. Acara jalan santai merupakan rangkaian kegiatan partai yang diketuai oleh Surya Paloh. Acara gerak jalan tersebut mengambil start dan finis di lapangan Tugu Pahlawan, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Terkait pertanyaan yang selalu dilontarkan mengenai wakilnya, Emil menjelaskan, tentang wakil partai koalisi akan memusyawarahkannya. Sebab, partai di dalam koalisi juga mengajukan wakilnya kecuali Nasdem.
”Saya tidak masalah dipasangkan dengan siapapun selama hal itu disepakati oleh koalisi, dengan catatan wakilnya harus punya nilai kepemimpinan dan elektabilitas. Nanti kalau sudah ada keputusan, akan saya sampaikan kepada media,” kata Emil.
Di sisi lain, Emil mengatakan, ada dinamika di Partai Golkar Jawa Barat terkait dengan pengusungannya dan calon wakil gubernur Daniel Muttaqien. Menurut dia, terdapat 626 pengurus Golkar tingkat kecamatan yang menolak pasangan Ridwan-Daniel dalam pemilihan gubernur tahun depan.
”Jadi dinamika itu memang ada. Tapi tidak ada masalah,” jelas Emil.
Emil mengaku, sudah bertemu dengan sejumlah pimpinan Dewan Pimpinan Cabang Partai Golkar, termasuk seluruh pimpinan Golkar di 27 kota/kabupaten di Jawa Barat. Bahkan, dia sudah membicarakan soal penolakan itu dengan Sekretaris Jenderal Partai Golkar Jawa Barat Ade Barkah.
”Saya sudah bertemu dengan Ketua DPC Golkar. Jadi dinamika itu memang ada. Saya juga sudah ketemu Sekjen DPD-nya, ketemu ketua 27 kota/kabupaten yang menyatakan menolak keputusan DPP. Dinamika itu nanti akan terkondisikan sendiri. Jadi tidak ada masalah,” urai Emil.
Sebelumnya, 626 pengurus kecamatan Golkar di Jawa Barat menolak keputusan DPP yang mengusung Ridwan Kamil dengan Daniel Muttaqien dalam pemilihan kepala daerah Jawa Barat. Bahkan ke-626 pengurus itu bakal menggugat DPP Golkar ke mahkamah partai. Seluruh kader Golkar Jawa Barat juga menyatakan tidak akan menggerakkan mesin partai jika DPP Golkar tidak mengusung Dedi Mulyadi.
Di tempat yang sama, Ketua DPW Partai Nasdem Jabar Saan Mustopa mengatakan, Partai Nasdem mengundang Emil di acara ulang tahun partainya adalah sekaligus untuk mensosialisasi Kang Emil sebagai calon gubernur di Karawang. “Kami fokus pada November sampai akhir tahun ini untuk sosialisasi Kang Emil ke daerah Pantura, khususnya Karawang Utara, Rengasdengklok.
”Kita ingin memperkuat basis dukungan Ridwan Kamil di Pantura. Bukan berarti di Pantura tidak kuat, tapi kita maksimalkan di daerah-daerah yang suara dukungannya belum maksimal,” ungkapnya.
Mengomentari wakil Kang Emil yang sekarang sedang ramai dibicarakan, Saan mengungkapkan jika Nasdem dari awal sepenuhnya menyerahkan soal wakil ke Kang Emil karena Nasdem menghargai apa yang menjadi otoritas Emil.
”Kalau nanti kita paksakan dan Emil nggak cocok kan problem. Dalam perjalanannya, kita tidak ingin gubernur tidak cocok dengan wakilnya hanya karena partai memaksakan diri mengajukan wakilnya. Ada beberapa contoh kepala daerah tidak cocok dengan wakilnya yang akhirnya pembangunan daerah terbengkalai,” urai Saan.
Partai Nasdem adalah partai pertama yang mendukung Ridwan Kamil untuk maju dalam kontestasi Pilkada Jabar. Hingga kini, Kang Emil sudah diusung 4 partai dengan total 38 kursi DPRD. Rinciannya, Partai Nasdem (5 kursi), PKB (7 kursi) dan PPP (9 kursi) dan Golkar 17 kursi telah lebih dulu memberi ‘tiket’ Kang Emil ke Pilgub Jabar.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.