Adanya informasi akan adanya peningkatan volume air di Sungai Ciliwung dari Wali Kota Bogor, Bima Arya, membuat Pemprov DKI Jakarta tepatnya Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mempersiapkan diri akan datangnya kiriman air dari Bogor, di antaranya:

1. Pemprov DKI sudah membuka semua pintu air.
2. 450 pompa air sudah disiagakan di titik rawan banjir, dan saat ini terdapat 20 pompa mobile yang siap bergerak kapan saja.
3. Anies sempat berencana membuat sumur resapan (vertical drainase) di perumahan warga. Hal tersebut merupakan salah satu solusi banjir dari Anies-Sandiaga Uno. Sumur resapan dibuat untuk memasukkan air hujan ke tanah. Namun, menurutnya, saat ini masih sedikit ada usaha untuk membuat sumur resapan. Kala itu, Anies mengkritik upaya penanganan banjir yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sebab pada masa kepemimpinan Ahok, penanganan banjir dilakukan dengan mengalirkan air hujan ke laut, sehingga banjir bisa surut dengan cepat. Sedangkan, ia menilai yang dibutuhkan saat ini adalah memasukkan air ke tanah.

Sementara itu, Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetio Edi Marsudi mengingatkan Anies mengenai pentingnya normalisasi kali. Prasetio mengatakan, normalisasi mulai dari Kali Ciliwung, Pesanggarahan, Angke dan Sunter harus terus dilakukan.

Prasetio menegaskan, air itu tidak bisa dilawan, kalau api disiram air, bisa padam, nah air mau dilawan pakai apa. Kebijakan yang sudah baik dari dulu, harus dilanjutkan kembali. Mengingat kondisi fisik kali di ibu kota sudah berkurang dengan adanya sampah dan sedimen lumpur serta bangunan di pinggir kali. Masyarakat di bantaran kali itu harus digeser, harus dipindahkan. Karena fungsi sungai dengan lebar yang semestinya harus optimal, sekarang malahan menciut.