Selesainya perayaan pernikahan Pangeran Harry dengan Meghan Markle menuai permintaan ekstra dari banyak simpatisan berhaluan republik untuk meniadakan pernikahan keluarga kerajaan untuk kedepannya.
Simpatisan tersebut terdiri dari 130 orang yang telah menggelar pertemuan republik internasional, sehari sebelum pernikahan Pangeran Harry dengan Meghan pada Sabtu (19/5/2018). Pertemuan tersebut merupakan pertemuan puncak dari pertemuan empat hari Aliansi Gerakan Republik Eropa di pusat Ibu Kota Inggris, London.
Dilansir dari Merdeka, Senin (21/5/2018), seorang warga dari Dorking, di luar Kota London, Irene Pinner menganggap keluarga kerajaan tidak mewakili rakyatnya. Bahkan ia berani mengatakan bahwa sistem kerajaan sangat elit dan tidak adil.
Menurut Kepala Eksekutif Republik, Graham Smith, terdapat banyak sekali masalah yang lebih penting daripada sebuah pernikahan. Baginya, monarki tidak berprinsip dan tidak demokratis. Ia sangat berharap, sistem pemerintahan di Inggris bisa berubah ke reformasi.
Pasalnya, warga negara Inggris saat ini tengah berada pada kondisi hidup yang serba mahal. Mereka cenderung iri dengan kehidupan keluarga kerajaan karena dianggap hanya menghamburkan uang pajak negara. Misalnya saja yang tengah ramai diperbincangkan, yakni lahirnya ketiga anak Pangeran William dan Kate Middleton yang dinilai oleh warga sebagai ‘parasit’ yang disokong hidupnya dari pajak rakyat.
Namun, kritikan pedas dari warga negara Inggris tersebut tak membalikkan keteguhan hati mantan tentara Inggris, David Hurst yang bersumpah akan setia kepada Ratu Inggris, karena menurutnya ritual ini sangat usang dan orang di negara ini memandang Ratu sebagai seseorang yang lebih tinggi.