Tidak setiap penyakit memerlukan penanganan dengan obat antibiotik. Malah pemberian antibiotik yang salah akan merusak sistem imunitas tubuh bayi atau anak. Pemberian antibiotik juga dapat menyebabkan bakteri yang resisten berkembang biak. Berikut alasan lainnya mengapa tidak boleh sembarangan memberikan antibiotik pada anak.
Antibiotik juga memiliki efek negatif, sehingga tidak bisa sembarangan diberikan. Pasalnya, antibiotik ada yang diekstrak dari alam atau tumbuhan, lalu dibuat untuk manusia yang ada bahan kimianya. Apapun atau obat yang berbahan kimia pasti ada efek tertentu. Efek buruk yang mungkin terjadi adalah pada ginjal, hati maupun liver. Sebab itu, jika ada indikasi kuat dari penyakitnya baru diberikan antibiotik. Namun, pada usia-usia tertentu pemberian antibiotik harus lebih hati-hati pada dosisnya, cara pemberiannya, serta memperhatikan efek sampingnya.
Selain itu, ada beberapa antibiotik yang bisa menimbulkan alergi. Yang paling sering terjadi adalah antibiotik jenis penisilin. Jika anak tidak kuat dengan pemberian antibiotik maka bisa menimbulkan shock. Antibiotik pun dapat menyebabkan efek samping berupa merah-merah (ruam) atau gatal-gatal, menyebabkan panas dan lain-lain. Bila mengalami reaksi alergi maka penggunaan obat mesti dihentikan dan diganti dengan jenis obat antibiotik yang lainnya.
Oleh karena itu, untuk menghindari penyalahgunaan antibiotik maka orangtua harus bisa berperan sebagai penangkalnya. Pasalnya, hingga kini belum lagi ditemukan jenis antibiotik baru padahal jumlah bakteri yang resisten terus meningkat. Jadi, orangtua harus benar-benar memastikan apakah penyakit yang menyerang buah hati dan apakah benar harus diberikan antibiotik berdasarkan resep dokter. Kalau diberikan antibiotik, maka antibiotik yang diberikan harus dikonsumsi sampai habis, agar tidak terjadi kekebalan pada bakteri.
Belum ada komentar, jadilah yang pertama mengomentari artikel ini
Dapatkan strategi SEO terbaik untuk meningkatkan trafik organik serta solusi periklanan yang tepat sasaran.